REPUBLIKA.CO.ID, YANGOON -- Tujuh tentara Myanmar tewas dan 20 terluka dalam serangan pemberontak di perbatasan timur laut dengan Cina lima hari yang lalu, kata media pemerintah Senin (15/12).
Pihak militer menuduh pemberontak menyergap patroli tentara dan mengepung markas dekat Kunlong, sekitar 30 km (20 mil) dari perbatasan Cina Rabu lalu, kata laporan surat kabar 'Global New Light of Myanmar' yang didukung pemerintah, Senin.
"Sisa-sisa kelompok pemberontak Kokang meluncurkan serangan tak beralasan terhadap kamp-kamp Tatmadaw sementara pemerintah melaksanakan proses perdamaian," kata surat kabar itu, dengan menggunakan nama tradisional untuk militer Myanmar.
Putaran pembicaraan perdamaian terakhir antara kelompok gerilya dan pemerintah semi-sipil yang mengambil alih pada tahun 2011 setelah hampir 50 tahun kekuasaan militer berakhir tanpa kesepakatan pada 27 September.
Sebagian besar kelompok pemberontak telah berjuang untuk mendapatkan otonomi yang lebih besar di bawah sistem federal, tetapi militer telah lama menekankan perlunya pemerintah terpusat yang kuat sebagaimana di satu konstitusi militer yang disusun tahun 2008.
Pemberontak Kokang, juga dikenal sebagai Myanmar National Democratic Alliance Army (MNDAA), dulunya merupakan bagian dari Partai Komunis Burma, aliansi gerilya yang didukung Cina yang berperangt dengan pemerintah Myanmar sampai pihaknya jatuh pada tahun 1989.
MNDAA kemudian menandatangani perjanjian gencatan senjata dengan pemerintah pada tahun itu, yang pertama dari sekitar selusin kelompok etnis bersenjata untuk melakukan perjanjian.
Bentrokan antara pasukan pemerintah dan kelompok-kelompok gerilya tetap berkobar dari waktu ke waktu meskipun perjanjian tersebut ada.
MNDAA terakhir bentrok dengan militer Myanmar pada tahun 2009.