REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) saat ini berencana akan menaikkan harga jual eceran gas elpiji tabung kemasan 12 kilogram (kg) pada Januari 2015. Wakil Presiden Jusuf Kalla pun mengatakan Pertamina dapat menentukan harga jual gas elpiji 12 kg.
"Itukan kalau 12 kilo itu produk yang dijual bebas, jadi memang Pertamina dapat menentukannya sendiri. Yang diatur pemerintah itu yang 3 kilo," jelas JK di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Selasa (16/12).
Menurut JK, jika terjadi kenaikan harga gas elpiji 12 kilogram tidak akan memberikan banyak pengaruh terhadap masyarakat. Ia mengatakan gas elpiji ini lebih banyak dikonsumsi oleh warga mampu.
"Jadi kalau kenaikan sedikit atau apapun ya tentu tidak banyak pengaruhnya. Pasti ada tapi tidak banyak karena itu umumnya dipakai orang mampu atau restoran," kata JK.
Ia menegaskan produk elpiji 12 kg ini merupakan produk komersial Pertamina yang tak diberikan subsidi oleh pemerintah. Jika kenaikan elpiji 12 kg memang dilakukan, ia pun berharap warga mampu tak beralih ke gas alpiji berukuran 3 kg.
"Tentu kita harapkan orang mampu juga, kalo migrasi itu juga bisa akibatnya tidak efisien, nanti setiap hari mesti ganti. Kalau 12 kilo seminggu sekali gantinya kan," ucap JK.
Lanjutnya, hingga saat ini pemerintah juga belum membahas rencana kenaikan gas elpiji tabung kemasan 3 kg. Terkait penerapan mekanisme distribusi tertutup untuk elpiji ukuran 3 kg, JK mengaku sulit untuk melakukan hal ini.
"Itukan tidak mudah. Itukan massal bagaimana bisa nutupnya. Itu tidak mudah. Gampang dibicarakan tetapi prakteknya kan kebutuhan sehari-hari," tegas JK.
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) berencana akan menaikkan harga jual eceran gas elpiji tabung kemasan 12 kilogram (kg) pada Januari 2015. Rencananya, harga elpiji ini akan naik sebesar Rp 1.500 per kg.