Kamis 18 Dec 2014 15:52 WIB

Kejar Target, Jabar Buka Pintu Lebar Bagi Investor

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
Investasi di Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pemerintah Provinsi Jawa Barat, tahun depan menargetkan angka investasi sebesar Rp 100 triliun. Target ini dinilai realistis, mengingat besarnya daya tarik Jabar bagi investor, baik dalam maupun luar negeri.

Atas dasar itu, pihaknya pun terus mempromosikan potensi setiap kabupaten/kota untuk memenuhi target investasi tersebut. Ia berharap, akan banyak investor yang melirik dan menanamkan modalnya di Jabar.

Dikatakan Dadang, investasi di Jabar didominasi oleh sektor industri kendaraan bermotor dan transportasi, listrik, dan elektronik. Selain itu, investor pun mulai banyak yang menanamkan modalnya di sektor makanan, minuman, serta jasa dan pariwisata. Sementara negara yang paling banyak menanamkan modalnya di Jabar, berasal dari sejumlah negara Asia seperti Korea Selatan, Jepang, dan Tiongkok.

Menurut Dadang, target investasi Rp 100 triliun adalah amanat rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD). Karena, ada beberapa program infrastruktur yang akan digarap di Jabar.

Di antaranya, Pelabuhan Cilamaya, proyek Metropolitan Bandung Raya, Cirebon Raya, Pangandaran, dan Pelabuhan Ratu. Selain itu, ada beberapa jaringan tol yang akan dibangun dan membutuhkan investasi. ''Ini tugas kami ke depan,'' katanya.

Sedangkan menurut Kepala Bidang Pengendalian BPMPT Jabar, Rina Mutmainah, realisasi investasi hingga akhir 2014 ini mencapai Rp 68,5 triliun. Dari jumlah tersebut, investasi asing yang masuk ke Jabar (penanaman modal asing) mencapai Rp 48 triliun.

Jumlah penanaman modal dalam negeri, sebesar Rp 13,8 triliun. Dari jumlah investasi sepanjang 2014 ini, mampu menyerap sedikitnya 239.016 tenaga kerja.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement