REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu program utama Pemerintah Jokowi adalah membangun dari pinggiran, agar terjangkau masyarakat terluar, terpencil dan terisolir. Makanya, program Layanan Keuangan Mikro (LKM) yang salah satunya difasilitasi oleh Pasar Keuangan Rakyat (PKR) dinilai sangat berguna.
Terutama dalam sosialisasi dan edukasi bagi masyarakat menengah ke bawah. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menyatakan salah satu langkah utama adalah dengan penyediaan layanan jasa keuangan yang mudah diakses
Begitu juga dengan kemudahan memberikan program bantuan pemerintah untuk masyarakat. Makanya dalam pelaksanaan pemberian bantuan agar tepat sasaran, seluruh program pemerintah yang berkaitan dengan bantuan sosial akan melewati satu pintu.
Yaitu melalui uang elektronik (e-money). Ditegaskannya, ke depan masyarakat penerima bantuan tidak akan menerima uang tunai melainkan dengan kartu yang berisi uang. Nantinya, kartu tersebut dapat dicairkan sesuai kebutuhan.
"Sistemnya bertahap, dari 15,5 juta penerima dana bantuan pemerintah, telah diluncurkan satu juta penerima e-money," kata dia. Dilakukan bertahap, sebab sebelum menggunakan kartu, masyarakat mesti terlebih dahulu diedukasi, agar dapat cerdas dan cermat dalam penggunaannya.
Terutama kaum ibu dan masyarakat di daerah, edukasinya mesti jadi prioritas. Karena menurut Puan, merekalah yang mendominasi dalam pengelolaan keuangan rumah tangga.
Dengan kartu dan layanan keuangan bank lainnya, diharapkan masyarakay bisa hadir, datang dan terlibat dalam layanan yang diperlukan di bank, tidak melalui rentenir.
Agar edukasi efektif, berbagai kegiatan menarik dan edukatif diselenggarakan dalam PKR. Di antaranya, untuk kategori edukasi keuangan, dibuka Warung Iboe Tjerdas, Warung Tematik UMKM, Pojok Wirausaha, Pojok Periksa Dompet, Simulasi Produk Keuangan, Talkshow Keuangan dan Zona Binaan LJK.