REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan akan mengganti Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) beberapa bulan ke depan. Pengamat kepolisian Universitas Indonesia (UI) Bambang Widodo Umar meminta presiden memilih Kapolri yang mendukung perwujudan revolusi mental dan program nawa cita.
Bambang mengatakan, Jokowi diharapkan tidak hanya melakukan pertimbangan politik dalam memilih Kapolri. Dikatakan Bambang, jika hanya pertimbangan politik yang dikedepankan, maka Jokowi telah mengingkari cita-cita mulianya sendiri.
"Jika yang dipilih calon kapolri memiliki riwayat dugaan korupsi maka citra presiden akan merosot," kata Bambang memberitahukan. "Calon Kapolri lebih baik dipilih dari pejabat tinggi polisi yang bintang tiga saja," sarannya.