REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Perdana Menteri Cina Li Keqiang, Senin, mengadakan pembicaraan dengan timpalannya dari Thailand, Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha, di Beijing, dan mereka berjanji lebih meningkatkan hubungan dwipihak.
Itu adalah pertemuan kedua Li dengan Prayut dalam tiga hari.
Pada Jumat, mereka bertemu di Bangkok dan menyaksikan penandatanganan kesepakatan-kesepakatan di bidang pertanian dan perkeretaapian. Li menghadiri pertemuan puncak kelima Kerja sama Ekonomi Greater Mekong Subregion (GMS).
Cina akan bekerja sama dengan Thailand untuk mempersiapkan peluncuran proyek kereta api secepatnya, kata Li pada Senin ketika berbicara dengan Perdana Menteri Thailand di Balai Besar Rakyat.
Saat memperingati 40 tahun hubungan diplomatik antara Cina dan Thailand pada 2015, Li mengatakan ia berharap kedua pihak akan memperkuat persahabatan tradisional mereka dan meningkatkan kerja sama dalam mengejar hasil "menang-menang" timbal balik dan meningkatkan kemitraan strategis yang komprehensif, menyoroti target peningkatan perdagangan bilateral menjadi 100 miliar dolar AS pada 2015.
Li memandang ke depan untuk lebih banyak menggunakan yuan Cina dan baht Thailand dalam perdagangan dan penyelesaian investasi, serta kerja sama teknologi yang lebih banyak, selain pertukaran "orang-per-orang" di antara kedua negara.
Kedua pihak telah menetapkan target peningkatan wisatawan menjadi lima juta antara kedua negara pada tahun 2016.
Li berharap pihak Thailand akan mendukung dan memfasilitasi partisipasi Cina dalam eksploitasi sumber daya kalium di Thailand.
Dia menekankan bahwa Cina menganggap hubungan dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sebagai prioritas dalam diplomasi lingkungan dan menyambut dorongan ASEAN untuk mengubah blok sepuluh negara menjadi satu komunitas.
ASEAN didirikan pada 1967, beranggotakan Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam.
Kelompok 10-negara itu mencanangkan 31 Desember 2015 sebagai realisasi Masyarakat Ekonomi ASEAN, wilayah arus bebas barang, jasa, tenaga kerja terampil, modal dan investasi.
Berasal peran Thailand dalam mempromosikan hubungan Cina-ASEAN, Li mengatakan Beijing bersedia untuk bekerja sama dengan Thailand mengenai penandatanganan perjanjian Cina-ASEAN guna kerja sama baik, peningkatan arus zona perdagangan bebas Cina-ASEAN serta meningkatkan kerja sama maritim.
Sementara itu, Prayut mengatakan Thailand berkomitmen untuk mengangkat hubungan bilateral dan siap untuk melaksanakan penawaran dengan Cina mengenai kerja sama kereta api dan produksi perdagangan pertanian, meningkatkan perdagangan, investasi dan kerja sama keuangan serta pertukaran orang-per-orang untuk keuntungan rakyat kedua negara.
Sisi Thailand menyambut perusahaan Cina untuk mendirikan pabrik di Thailand, katanya.
Prayut mengatakan Cina memainkan peran penting dalam mempromosikan perdamaian, stabilitas dan pembangunan di wilayah tersebut dan bahwa Thailand akan bekerja sama erat dengan Beijing untuk meningkatkan hubungan ASEAN-Cina serta kerja sama regional.
Sebelum pembicaraan, Li mengadakan upacara karpet merah untuk menyambut Perdana Menteri Thailand.
Setelah pembicaraan, mereka menyaksikan kesepakatan swap mata uang dan tiga dokumen kerja sama lainnya.
Prayut tiba di Beijing Senin untuk melakukan kunjungan dua hari ke Cina.