REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura telah memulai operasi untuk memerangi wabah tikus, dan 26 tikus ditangkap pada Kamis (25/12), selama tahap pertama operasinya, kata media lokal.
Masalah tikus telah menjadi sorotan setelah satu rekaman video yang disiarkan daring pekan lalu dan memperlihatkan puluhan tikus sedang berkeliaran di pantai berpasir di dekat stasiun metro Singapura, Bukit Batok, satu wilayah yang sangat dekat dengan daerah permukiman.
Video tersebut telah menarik banyak perhatian masyarakat mengenai masalah lingkungan hidup di negara kota itu, yang telah lama terkenal di seluruh di dunia karena kerapiannya. Video itu juga memicu pembahasan sengit mengenai resiko kesehatan di wilayah tersebut.
Sebagai reaksi, para pengendali hama telah dikirim dan kamera infra merah dipasang untuk merekam pembawa virus itu, demikian laporan Xinhua--yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat (26/12) pagi WIB.
Sejauh ini lebih dari 230 tikus telah ditangkap sejak 18 Desember, ketika operasi tersebut pertama kali dilancarkan.
Para pengendali hama mengatakan mereka telah melihat enam wilayah di seluruh stasiun metro tempat tikus berkeliaran, dan mereka telah memantau gerakan hewan pengerat itu untuk tindakan lebih lanjut.
Seluruh operasi tersebut akan berlangsung selama dua pekan lagi, kata Channel NewsAsia.