REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Kritik terhadap kinerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo datang dari DPRD setempat. Ini dilakukan setelah terjadi kasus kebakaran dahsyat yang melumat pusat grosir tekstil dan produk tekstil terbesar di Jateng, Pasar Klewer.
Kinerja BPBD dinilai kurang maksimal, terutama dalam melakukan upaya pemadaman kebakaran Pasar Klewer. ''DPRD akan mengevaluasi kinerja BPBD,'' kata Teguh Prakosa, Ketua DPRD Kota Solo, Ahad (28/12) dinihari ketika meninjau lokasi kebakaran.
DPRD, kata Teguh, akan mengadakan evaluasi terhadap kinerja unit penanggulangan bencana ini. Ia menilai, personel regu pemadam kebakaran yang diturunkan kurang sigap. Sehingga kebakaran semakin menjadi-jadi. Wakil rakyat dari PDI Perjuangan ini juga mempertanyakan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dipakai dalam penanganan bencana kebakaran.
Di sini, lanjut dia, terlihat bahwa mereka seperti bekerja sendiri-sendiri. Malah, terkesan tidak terkoordinasi. SOP-nya juga kurang jelas. ''Semua orang memerintah. Dan, tidak satu komando,'' katanya.
Selain menyoroti soal kesiapan personel, Teguh juga mengamati kurangnya alat pemadam yang dimiliki. Menurutnya, untuk Kota Solo masih sangat dibutuhkan keberadaan alat pemadam berupa mobil tangki dan mobil pemadam.
''Untuk alat, kami juga akan melakukan melakukan evaluasi. Jika perlu tambahan akan kita lakukan penambahan,'' katanya.