Ahad 28 Dec 2014 17:53 WIB

Ulama yang Menulis Buku, Dakwahnya tak Pernah Mati

Rep: irwan kelana/ Red: Damanhuri Zuhri
suasana pelatihamjurma;istik di pondok pesantren daarul muttaqin parung, bogor
Foto: foto: irwan kelana/republika
suasana pelatihamjurma;istik di pondok pesantren daarul muttaqin parung, bogor

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Imam Nawawi, Imam Syafi’i dan Imam Ghazali sudah wafat lebih seribu tahun. Namun dakwahnya sampai kini terus bergema. Mengapa? Sebab mereka menulis berbagai kitab atau buku yang hingga sekarang tetap dibaca dan digali kaum Muslimin di seluruh dunia.

Karya Imam Nawawi antara lain Kitab Riyadhush Shalihin. Kitab yang ditulis Imam Syafi’i yang paling terkenal adalah Al-Umm. Adapun karya masterpiece Imam Ghazali adalah Ihya ‘Ulumuddin.

Semua kitab di atas sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sehingga menjadi rujukan bagi kaum Muslimin Indonesia. Kitab-kitab tersebut juga diterjemahkan dan diterbitkan dalam berbagai bahasa di dunia, sehingga menjadi rujukan pula bagi kaum Muslimin di berbagai penjuru dunia.

“Para ulama di masa lalu aktif dan rajin menulis kitab, sehingga dakwahnya tak pernah mati. Walaupun mereka sudah meninggal dunia ratusan bahkan lebih seribu tahun, dakwah mereka tetap bergulir melalui kitab-kitab yang mereka tulis dan wariskan kepada umat Islam hingga saat ini, bahkan hingga hari kiamat nanti,” kata Panitia Islamic Book Fair (IBF) ke-14 tahun 2015, Abdul Adjid.

Abdul Adjid mengatakan hal itu ketika memberikan sambutan pada Workshop Jurnalistik dan Pelatihan Menulis dalam rangka IBF Goes To Pesantren di Pondok Pesantren Darul Muttaqin Parung, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (27/12). Acara pelatihan tersebut menampilkan narasumber redaktur senior Harian Republika Irwan Kelana.

Adjid menambahkan, inilah salah satu alasan Panitia IBF ke-14 tahun 2015 menggelar workshop jurnalistik dan pelatihan menulis dalam acara bertajuk IBF Goes To Pesantren.

“Melalui workshop dan pelatihan ini, kami ingin memotivasi para santri agar gemar menulis, sehingga kelak bisa menghasilkan buku-buku Islam bermutu yang dibutuhkan umat,” kata Adjid menerangkan.

Kepala Pengasuhan Putri, Ponpes Darul Muttaqin, Ustaz Iwan Bagja menyatakan terima kasih kepada Panitia IBF 2015 yang telah memilih Ponpes Darul Muttaqin dalam program IBF Goes To Pesantren.

“Kami mendorong para santri Darul Muttaqin agar rajin menulis, agar bisa memperluas cakupan dakwahnya kepada masyarakat seluas-luasnya,” kata Ustaz Iwan.

IBF Goes To Pesantren merupakan salah satu rangkaian kegiatan IBF 2015, yang akan digelar di Istora Senayan Jakarta, 27 Februari hingga 8 Maret 2014. Kegiatan IBF Goes To Pesantren  diadakan di 10 pesantren di Jadebotabek dan Banten, mulai 22 November 2014 hingga 7 Februari 2015.

Pondok-pondok pesantren tersebut adalah Pesantren Turus Pandeglang Banten, Pesantren Ashidiqiyah Jakarta, Pondok Pesantren Annahdlah Tangerang, dan Pondok Pesantren Insantama Bogor.

Selain itu, Pondok Pesantren Darul Mutaqien Parung, Pondok Pesantren Al-Bina Bekasi, Pondok Pesantren Darul Ulum Lido Bogor, Pondok Pesantren Darul Quran Tangerang serta Pondok Pesantren Daarur Rahman Jakarta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement