REPUBLIKA.CO.ID, BERN - Imam Muslim di Bern dianugrahi 'Swiss Of The Year' oleh surat kabar mingguan Sunntags Zeitung, Swiss, atas keberaniaan serta pengaruhnya dalam mengajarkan toleransi.
"Mengabarkan dengan rutin tentang terorisme dan ekstrimisme merupakan tantangan bagi kami," tutur imam Mustafa Memeti dalam sebuah wawancara dengan Sonntags Zeitung di Bern, Swiss Ahad (28/12)
"Setiap shalat Jumat saya menekankan bahwa kita tidak mempunyai pilihan lain selain membuka diri dengan masyarakat swiss. Kita tidak dapat beraktifitas dengan kalangan yang tertutup, kita tidak bisa membangun masyarakat yang paralel," tuturnya.
Setahun terakhir Islam dan Umat Muslim menjadi pusat perdebatan seputar agama. Memeti menjabat sebagai imam di Asosiasi Muslim Bern dan sebagai Presiden Asosiasi Islam Albania di Swiss. Ia juga lantang menyuarakan toleransi beragama dan intergrasi umat Muslim di Swiss.
Ia dinobatkan atas keberanian dan keterlibatannya atas adanya banyak perdebatan yang terjadi belakangan ini. Lahir di Albania, Memeti yang berasal dari Serbia pindah ke Swiss pada 1991 di mana ia kemudian menjadi warga negara Swiss pada 2005. Memeti mengatakan banyak Muslim Swiss yang merasa takut kehilangan identitas mereka sebagi seorang Muslim.
"Hari ini saya ingin menunjukan kepada kaum muda bahwa untuk menjadi seorang imam dan warga negara Swiss sangat dimungkinkan. Dan kita dapat mengintegrasikan semuanya tanpa harus takut kehilangan identitas atau agama," tuturnya.
Menurut CIA, Swiss menjadi rumah bagi 400 ribu umat Muslim atau mewakili hampir 5 persen dari delapan juta populasi penduduk Swiss.