REPUBLIKA.CO.ID, MERAUKE -- Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Marsetio mengklaim, Indonesia belum perlu kapal induk karena bukan negara agresor.
"Negara kita bukan negara penyerang atau agresor, sehingga hanya untuk pertahanan dan tetap menjalin persahabatan dengan negara lainnya," tegas KSAL Laksamana TNI Marsetio menjawab pertanyaan Antara disela-sela kunjungannya mendampingi Panglima TNI di perbatasan RI-Papua Nugini (PNG) di Sota, Kabupaten Merauke, Senin (29/12).
Selain berkunjung ke Merauke, Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko yang didampingi dua kepala staf yakni KSAL Laksamana TNI Marsetio dan KSAU Marsekal TNI I Bagus Putu Dunia, juga berkunjung ke Timika menggunakan pesawat hercules TNI AU.
Laksamana Marsetio mengatakan, yang tengah dilakukan Indonesia adalah mempertahankan kedaulatan negara sehingga belum ada rencana untuk menyiapkan kapal induk.
TNI AL, kata Laksamana Marsetio, mengalami kesulitan dalam melakukan operasi di laut karena terbatasnya bahan bakar.
Namun, lanjutnya, Presiden Joko Widodo berjanji akan menambah jatah bahan bakar pada 2015 sehingga kapal-kapal TNI AL dapat kembali beroperasi sesuai jadwal.
Ketika ditanya rencana pengadaan peralatan tempur, Laksamana Marsetio mengakui hingga 2024 TNI AL akan melakukan pengadaan 12 kapal selam.
Untuk tahap awal, pada2015 akan datang tiga unit kapal selam yang dibeli dari Korea dan dua unit lainnya akan dibangun di PT PAL Surabaya.
Pengadaan peralatan tempur itu, akan disesuaikan dengan keuangan negara.