REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Pasukan Mesir menembak mati warga Palestina di Rafah, Palestina. Petugas medis yang menangani insiden itu menyebut pemuda 23 tahun itu meninggal di tempat. "Motifnya tidak diketahui," kata juru bicara layanan darurat Ashraf al-Qudra kepada AFP, Sabtu (3/1).
Penembakan itu dikonfirmasi oleh juru bicara kementerian dalam negeri di Gaza, Iyad al-Bazm, dalam pesan pada halaman Facebook-nya. "Seorang warga Palestina, berusia 23, tewas oleh tembakan tentara Mesir di perbatasan Mesir-Palestina dan badan keamanan sedang menyelidiki insiden untuk mengetahui motif," katanya.
Pria, yang identitasnya tidak diungkapkan, adalah warga Palestina yang pertama "tewas dalam waktu yang lama" di sepanjang perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir, menurut Qudra. Pada Selasa, Mesir mengumumkan bahwa pekerjaan untuk menggandakan lebar zona penyangga di sepanjang perbatasan Gaza akan mulai pecan depan untuk mencegah militan menyusup dari kantung Palestina.
Pembangunan 500 meter (546 meter) zona penyangga di sepanjang 10 kilometer (enam mil) dari perbatasan dilakukan setelah bom bunuh diri 24 Oktober yang menewaskan 30 tentara Mesir. Sekitar 800 rumah sedang dibongkar dalam proses.
Setelah kejadian itu, Mesir mengumumkan keadaan darurat selama tiga bulan di bagian Sinai Utara, daerah terpencil tapi strategis berbatasan Israel dan Gaza, dan menutup perbatasan Rafah selama dua bulan.
Mesir membuka kembali perlintasan selama dua hari pada November dan lagi pada bulan Desember, selama tiga hari, untuk memungkinkan orang yang terdampar di Mesir untuk kembali ke kantong Palestina dan untuk warga Gaza untuk meninggalkan.
Rafah adalah satu-satunya gerbang Gaza ke dunia luar tidak dikendalikan oleh Israel. Mesir menduga gerilyawan Palestina membantu serangan jihad melawan pasukan keamanannya yang telah meningkat sejak tentara menggulingkan presiden Islamis, Mohamed Moursi tahun lalu.
Tentara Mesir juga telah meningkatkan penghancuran terowongan dari Gaza, yang dikatakan digunakan untuk menyelundupkan senjata, makanan dan uang dengan kelompok gerilyawan Palestina Hamas yang menguasai wilayah itu.
Kairo mengatakan telah menghancurkan lebih dari 1.600 terowongan sejak penggulingan Moursi itu.