Sabtu 10 Jan 2015 12:21 WIB

Geliat Tim Unggulan di Piala Asia

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Didi Purwadi
Timnas Korut
Timnas Korut

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Gelaran Piala Asia 2015 di Australia telah dimulai dimana tuan rumah sukses membukanya dengan menggulung Kuwait 4-1 di laga pembuka pada Jumat (9/1). Seluruh tim mempersiapkan kondisi sebaik mungkin untuk turnamen yang telah dimulai pada 9 Januari 2015.

Tim-tim unggulan macam Jepang, Korea Selatan, Iran, Arab Saudi hingga tuan rumah Australia merancang strategi untuk lolos dari fase grup. Dari kelima tim tersebut, Jepang sebagai juara bertahan dan Australia lebih diunggulkan.

Australia yang pertama kali ikut Konfederasi Sepak Bola Asia sejak 2007 baru menorehkan prestasi lolos ke final 2011 di Qatar. Namun, Socceroos dihabisi oleh Jepang 0-1.

Empat tahun berselang, keinginan kuat Australia untuk juara termanifestasi dengan menjadi tuan rumah. Kesempatan pun terbuka lebar bagi tuan rumah mengingat limpahan dukungan dari fan akan didapatkan sejak awal pertandingan.

Meski menjadi unggulan, Australia harus waspada dengan rivalnya di Grup A, Korea Selatan. Juara dua kali Piala Asia (1956, 1960) tentu tidak ingin menuai kegagalan. Sementara, Kuwait memiliki modal juara satu kali pada 1980 untuk mengisi tempat sebagai 'kuda hitam' bersama Oman.

Dilansir dari laman ABC News, pelatih Ange Postecoglou mengatakan fleksibilitas dalam menyerang akan menjadi kunci sukses Australia di Piala Asia. Lawan yang terbilang berat akan mudah dihadapi jika para pemain fokus dalam membangun serangan dan bermain kolektif.

''Saya tidak ingin sesumbar saat ini. Saya ingin semua pemain bekerja keras dan selalu mencoba hal terbaik untuk tim,'' kata dia.

Kampuin empat kali juara Piala Asia (1992, 2000, 2004, 2011) Jepang memilih menjaga konsentrasi untuk bertanding. Jepang menilai tidak ada tim yang enteng dalam gelaran Piala Asia. Dari laman resmi AFC Asian Cup, gelandang Yasuhito Endo meminta rekannya untuk bermain maksimal.

Lawan terberat akan datang dari Irak (juara Piala Asia 2007) di Grup D. Sementara, Yordania dan Palestina akan menjadi tim pengejut. ''Saya pikir setiap pemain harus siap bertanding. Tidak ada yang mudah di sini. Seluruh tim memiliki keinginan sama, yaitu menjadi juara,'' kata dia.

Iran yang terakhir juara pada 1976 ingin kembali mengulang sukses. Tiga kali juara Piala Asia tersebut kini diasuh oleh pelatih berpengalaman Carlos Queiroz. Mantan pelatih Real Madrid tersebut percaya diri tim mampu melaju ke final.

Iran berada di Grup C bersama Bahrain, Qatar dan UAE. Iran dianggap sebagai tim yang sedang membangun kekuatannya kembali dan tetap menganggap lawannya memiliki kekuatan dengan level yang seimbang.

Namun, Queiroz tetap mengatakan juara Piala Asia merupakan target yang realistis untuk Iran. Pelatih asal Portugal ini pun berjanji akan memberikan kesempatan kepada pemain muda untuk menunjukkan keahliannya. ''Kami sudah menunjukkan perkembangan yang signifikan melalui beberapa pertandingan internasional,'' kata dia melalui Xinhua.

Di antara seluruh tim unggulan, Korea Utara menjadi tim yang paling diperhatikan. Korea Utara memiliki mental baja dalam bertanding. Negera yang menganut faham komunis tersebut kerap merepotkan barisan pertahanan tim-tim besar.

Meski prestasi terbaiknya hanya bertengger di peringkat keempat Piala Asia 1980, Korea Utara tetap dikenang sebagai tim kuda hitam saat mengandaskan Italia di Piala Dunia 1966.

Walhasil, kampiun tiga kali Piala Asia, Arab Saudi yang berada satu grup dengan Korea Utara (Grup B), akan lebih waspada selain Cina dan Uzbekistan yang diprediksi akan saling memperebutkan dua tiket lolos dari grup.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement