REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Presiden Joko Widodo Sabtu sore (10/1) meninjau sejumlah fasilitas galangan kapal di PT PAL, Surabaya, Jawa Timur.
Dalam peninjaun tersebut Presiden didampingi oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur PT PAL Firmansyah Arifin, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Wali Kota Tri Rismaharini, Menhan Ryamizard Ryacudu dan Seskab Andi Widjajanto.
Andi Widjajanto kepada wartawan mengatakan kunjungan Presiden dimaksudkan untuk mengetahui kondisi salah satu industri strategis itu dan bagaimana pengembangannya ke depan.
"Setelah sidang Komite Kebijakan Industri (KKI) akhir Desember untuk industri pertahanan seperti ke PT Pal, PT Pindad, PT DI dan LEN, Presiden ingin melihat langsung tentang belum optimalnya output kinerja industri pertahanan," kata Andi.
Ia mengatakan setidaknya ada tujuh program pengembangan industri strategis, antara lain kapal selam, pengembangan pesawat tempur dan rudal, Presiden menginginkan pengembangan yang lebih luas dan spesifik.
Presiden, kata Andi, menginginkan pengembangan berbasis dua hal.
"Misi pertama harus bisa menuju kemandirian pertahanan, setiap ada pengadaan alutsista harus dibarengi transfer teknologi," katanya.
Andi menambahkan, "(yang kedua-red) andalan untuk menerap teknologi mengembangkan teknologi ganda."
Presiden, menurutnya, menilai untuk menjalankan hal tersebut harus dimulai dengan pahami sumber masalah di industri pertahanan.
Selain meninjau PT PAL, Presiden juga meninjau PT Dok Surabaya. Di lokasi itu, kepala negara meninjau kegiatan perusahaan tersebut, termasuk naik ke KRI Fatahillah yang tengah dalam perbaikan.
Kepala Negara juga menyempatkan singgah dan melihat kelengkapan Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Perak.
Presiden Joko Widodo merasa puas dan menilai terminal Gapura Surya Nusantara dan mengatakan fasilitas dan kelengkapan bangunannya akan menjadi percontohan pengembangan pelabuhan penumpang di daerah lain.
Presiden dan rombongan dijadwalkan kembali ke Jakarta pada Sabtu malam.