REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan media agar tak kebablasan dalam berekspresi. Hal itu dikatakan presiden untuk menanggapi peristiwa penembakan yang terjadi di sebuah kantor majalah di Paris, Perancis.
"Ini pesan bahwa dalam rangka berekspresi, menulis dan sebagainya, marilah kita saling menghormati dan menghargai," ujar Jokowi di sela-sela kunjungan kerjanya di Bandung, Senin (12/1).
Mantan gubernur DKI Jakarta tersebut mengatakan, pada hari penembakan yang menewaskan 12 orang tersebut, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri telah menyatakan kecaman pada pelaku penembakan.
"Kita jelas mengutuk keras kekerasan semacam itu dengan dalih apa pun juga," ujar dia.
Seperti diketahui, kantor Majalah Charlie Hebdo yang berlokasi di Paris diserang oleh sejumlah orang tak dikenal pada 7 Januari lalu. Pelaku menembaki secara brutal orang-orang yang berada di kantor tersebut. Sebanyak 12 orang tewas dan belasan lainnya luka-luka akibat peristiwa itu. Kepolisian Perancis sejauh ini telah membekuk tiga orang terduga pelaku penembakan.
Charlie Hebdo sendiri dikenal sebagai majalah Perancis yang kerap memuat kartun-kartun satir, laporan, polemik hingga lelucon. Media tersebut dikenal anti-agama dan sayap kiri, memuat artikel terkait kaum ekstrim kanan, Katolik, Islam, Yahudi, politik, budaya, dan lain-lain. Charlie Hebdo juga pernah menampilkan karikatur Nabi Muhammad SAW hingga menuai kecaman keras dari ummat Islam.