REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelemahan harga minyak dunia terkesan sengaja dilakukan. Pengamat Ekonomi Universitas Indonesia M Chatib Basri mengatakan pelemahan harga minyak yang terjadi belakangan ini seperti sengaja dilakukan oleh negara anggota OPEC. Menurutnya, OPEC sengaja membiarkan produksi minyak meningkat sehingga energi alternatif menjadi tidak menguntungkan untuk digunakan.
"Kalau harga minyak murah, penggunaan energi alternatif menjadi sedikit. Seperti ketika harga minyak mahal, harga CPO juga mahal, bukan untuk minyak goreng tapi untuk energi alternatif," ujar Chatib di Jakarta, Rabu (14/1).
Saat ini, Amerika Serikat sedang gencar memprpduksi shale gas sebagai energi alternatif. Ketika harga minyak turun, kata dia, masyarakat akan cenderung kembali mengonsumsi minyak. Saat permintaan sudah kembali tinggi, harga minyak akan kembali terangkat naik. Saat ini harga minyak mentah berada di kisaran di bawah 50 dolar per barel.
"Ketika minyak turun, energi alternatif jadi nggak jalan, maka monopoli power ke minyak akan naik," kata mantan menteri keuangan tersebut.