REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Lembaga pemeringkat Fitch Ratings memperkirakan kenaikan harga rumah di Australia akan melambat menjadi hanya 4 persen tahun 2015 ini. Namun tingkat harga tersebut telah mendekati rekor termahal di dunia.
Dalam laporan prakiraan KPR dan harga rumah tahun 2015, Fitch menyebutkan saat ini harga rumah di Australia telah menempati peringkat ketiga termahal di dunia di antara 22 negara yang diukur. Pengukuran harga dilakukan dengan cara membandingkan biaya sewa dan tingkat pendapatan.
"Harga properti di Australia termasuk di antara yang paling mahal di dalam semua pengukuran," demikian ditulis dalam laporan tersebut baru-baru ini.
Ditambahkan, "Dengan pertumbuhan GDP yang berkelanjutan dalam hampir 25 tahun ini, tingkat suku bunga rendah, dan tingkat pengangguran yang stabil, Fitch memperkirakan harga rumah di Australia akan tetap tinggi dan ketejangkauannya akan sedikit memburuk dalam jangka pendek.'
Fitch mencatat petumbuhan harga rumah di Australia merupakan yang paling kuat dibanding negara lain sejak tahun 1997. Sejak itu kenaikan harga rumah telah mencapai 390 persen atau hampir 4 kali lipat. Namun dalam tingkat kepemilikan rumah, Australia menunjukkan penurunan dari 70,7 persen di tahun 2000 menjadi 67,5 persen tahun lalu.
Dengan berkurangan persentase populasi yang memiliki rumah sendiri, tingkat suplai rumah semakin sesuai dengan tingkat permintaan.