REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika Prancis saat ini identik dengan majalah satiris Charlie Hebdo, Lebanon memiliki majalah satiris yang menjadi simbol kebebasan berekspresi yaitu Ad-Dabbour. Tak hanya memberikan kritikan satir, majalah satiris tertua di Lebanon ini juga memiliki visi memperbaiki dunia dengan kritikannya.
"Tujuan kritikan satiris seharusnya untuk membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik," ujar Pemimpin Redaksi Ad-Dabbour, Joseph Moukarzel yang merupakan keponakan dari pendiri Ad-Dabbour, Youssef Moukarzel seperti dilansi Qantara, Kamis (15/1)
Moukarzel menjelaskan bahwa Ad-Dabbour tak memberikan kritik hanya demi kepuasan mengkritik semata. Ia menilai harus ada sisi baik yang bisa didapat dari kritikan satiris yang dilontarkan oleh sebuah media. Karena itu, majalah ini mencoba untuk menyentuh permasalahan mendasar yang terjadi di Lebanon melalui kritikan satiris dengan tujuan mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut.
Ini pula yang membuat Moukarzel menyatakan tak sejalan dengan gaya satir majalah Charlie Hebdo. Ia meniilai apa yang dilakukan Charlie Hebdo murni provokasi karena media tersebut tahu benar apa arti visualisasi Nabi Muhammad dalam Islam. Selain itu, ia juga menyatakan visualisasi Nabi Muhammad yang dilakukan Charlie Hebdo tidak memiliki dampak positif ataupun manfaat bagi masyarakat saat ini.
"Saya pun mendiskusikan hal ini dengan para kartunis Charlie Hebdo di Prancis," lanjut Moukarzel.
Moukarzel menerangkan bahwa Ad-Dabbour merupakan media untuk memperjuangkan kebebasan berekspresi yang menjadi langkah awal menuju demokrasi di Lebanon. Menurut paman Moukarzel, cara terbaik bagi sebuah negara untuk menjadi demokratis dan memiliki kebebasan berekspresi adalah dengan memiliki majalah satiris. Karena itulah, paman Moukarzel mulai merintis Ad-Dabbour pada tahun 1922.
Moukarzel juga menyatakan bahwa dirinya tidak terlibat dalam partai politik manapun. Ia juga tidak dalam posisi menyerang pihak tertentu. Karena itu, ketika ada seseorang yang melakukan kesalahan, Moukarzel tak akan segan untuk mengkritik orang tersebut secara langsung. Dalam melakukan itu, ia sama sekali tak memiliki masalah serius ataupun tekanan.
"Ad-Dabbour merupakan bukti nyata bahwa ada kebebasan berekspresi di Lebanon," terang Moukarzel. C01 (Adys)