Senin 19 Jan 2015 18:26 WIB

Aliran Isa Bugis Anggap Bahasa Arab tak Penting




Rep: c05/ Red: Agung Sasongko
Aliran Sesat (ilustrasi)
Foto: RNW
Aliran Sesat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aliran Isa Bugis adalah salah satu aliran yang dinilai menyimpang oleh para ulama. Aliran ini dalam mentafsirkan ayat Alquran bertumpu pada logika dan menganggap tak perlu paham bahasa Arab untuk menafsirkan Alquran.

Ketua Pengurus Pusat Muhammadiyah, Yunahar IIiyas, menyatakan bagi aliran Isa Bugis menganggap Alquran itu bahasa Araby, bukan bahasa Arab. “Bahasa Araby itu masih serumpun dengan bahasa Arab tetapi bukan bahasa Arab,” ujar dia via sambungan  telepon, Senin (19/1). Karena bukan, menurut Yunahar, bahasa Arab jadinya penafsiran Alquran bertumpu pada logika.

Selain itu, lanjutnya, aliran Isa Bugis juga menyampingkan ilmu asbabul nuzul (sebab-sebab turunnya ayat Alquran) dalam menafsirkan Alquran. “Jadi, bayangkan kacaunya mereka dalam menafsirkan Alquran,”kata dia.

Yunahar menyebutkan maraknya penyebaran aliran Isa Bugis terjadi tahun 1980-an. Dulu mereka, kata Yunahar, juga menyasar institusi pendidikan khususnya kampus. “Saya kira sekarang sudah tidak ada, ternyata malah muncul lagi aliran itu di sekolah menengah,” ujarnya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement