REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Pemerintah Inggris saat ini memandang organisasi dan individu Muslim dengan penuh kecurigaan, kata mantan Ketua Partai Konservatif Baroness Warsi. Mantan Menteri Luar Negeri Inggris tersebut mengkritik apa yang disebut dengan kebijakan tanpa melibatkan komunitas Muslim.
Karena itu, perempuan Muslim pertama yang masuk ke dalam kabinet tersebut mengecam kegagalan membangunan persahabatan dengan tiga juta warga muslim di Inggris.
Menulis di the Observer, dia mengatakan, pengecekan secara mendalam terhadap latar belakang orang-orang yang menghadiri kegiatan Idul Fitri, penolakan untuk menghadiri kegiatan Idul Fitri dilakukan oleh orang-orang yang dianggapnya memiliki pandangan yang tidak baik.
"Bahkan, ketika sebenarnya dengan menghadiri kegiatan tersebut, itu sangat mungkin dapat mengubah pandangan mereka. Ini menciptakan suatu pendekatan yang unik dalam pemerintahan selama empat tahun terakhir," ujarnya.
"Ini untuk melihat peningkatan jumlah organisasi Muslim atau aktivis Muslim dengan kecurigaan dan dapat berakibat pada buruknya hubungan dengan tiga juta penduduk Muslim."
Warsi mengingatkan adanya surat yang dikirim oleh Sekretaris Komunitas Eric Pickles yang memaksa pemimpin muslim untuk memberantas ektremisme yang telah merebak. Surat tersebut menyalahkan sikap beberapa Muslim, di mana banyak yang mengatakan bahwa pemeluk Islam bukan bagian dari masyarakat Inggris.
Ketika maksud di balik surat Pickles didukung secara besar-besaran, yang dideskripsikan sebagai temannya, Warsi mengatakan badai kecaman yang dipancing dari beberapa bagian Komunitas Muslim tidak mengherankan.