REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Universitas Canberra Australia menjalin kerjasama pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru NTB khususnya di bidang matematika.
Diharapkan, dengan kerjasama tersebut akan melahirkan 800 orang guru matematika yang kompeten dan berkualitas.
Wakil Gubernur NTB, Muhammad Amin berharap program kerjasama NTB dan Universitas Canberra bisa meningkatkan mutu pendidikan khususnya guru di NTB.
“Saya menyambut baik dan mengapresiasi atas program ini,” katanya seusai bertemu dengan perwakilan universitas Canberra di Mataram, Senin (26/1).
Selain itu, Amin menuturkan di samping untuk meningkatkan kualitas pendidik, program ini diharapkan bisa menjadi perekat hubungan antara Indonesia dan Australia. Selama ini telah terjalin hubungan baik di beberapa bidang.
Perwakilan Universitas Canberra, Tom Lawrey mengatakan, dalam rangka memberikan pembekalan pendidikan kepada guru di NTB, pihaknya telah bertemu Menteri Pendidikan di Jakarta dan dirinya mengapresiasi program tersebut yang direncanakan akan dilaunching di IKIP Mataram.
“Saya berharap semuanya dapat berjalan sukses, karena secara teknis implementasinya melibatkan dan didukung penuh oleh mitra maupun lembaga pendidikan yang ada di Nusa Tenggara Barat,” katanya.
Perwakilan lainnya, Siti Maesuri Patahuddin mengatakan secara khusus program pelatihan difokuskan untuk memberdayakan 40 guru SMP terpilih asal NTB yang akan dilatih selama 2,5 tahun di Australia.
“40 guru terpilih ini, nantinya akan kembali ke Indonesia dan membina 20 orang guru lagi. Prosesnya demikian berkesinambungan sehingga ditargetkan nantinya tenaga didik yang dapat dilatih dari seluruh wilayah NTB mencapai 800 orang,” katanya.
Ia menuturkan, pelatihan itu nantinya mendorong guru agar menerapkan metode dan inovasi yang lebih mudah, efektif dan menyenangkan. Sehingga, pelajaran matematika akan lebih disukai oleh pelajar dan mahir.
“Pada masa mendatang, matematika bukan hanya menjadi bagian dari kurikulum yang diajarkan di sekolah, namun dapat lebih bersifat kultur yang terintegrasi dalam kehidupan,” ungkapnya.