Kamis 29 Jan 2015 22:04 WIB

BNI Tetap Fokus Himpun Dana Murah

Suasana transaksi keuangan di Banking Hall, Bank BNI, Jakarta, Senin (7/7).
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Suasana transaksi keuangan di Banking Hall, Bank BNI, Jakarta, Senin (7/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Utama BNI Gatot M Suwondo menyatakan akan tetap fokus menghimpun dana murah (current acoount saving account atau CASA) pada tahun ini sebagaimana yang dilakukan pada 2014 lalu.

"Untuk pendanaan (2015) kami lihat akan berkisar antara 13-16 persen dan tetap akan fokus di CASA," ujar Gatot saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (29/1).

Pada 2014 lalu, BNI tidak ikut dalam pertarungan mendapatkan dana mahal di tengah persaingan ketat industri perbankan Indonesia dalam mendapatkan dana pihak ketiga (DPK).

Dari total DPK sepanjang 2014 sebesar Rp 313,9 triliun, komposisinya masih didominasi komponen dana murah (CASA) sebesar 65 persen. "Kami akan terus memperluas akses dengan penambahan gerai dan ATM," kata Gatot.

Sepanjang tahun lalu, BNI telah menambah 2.908 mesin ATM menjadi 14.071 ATM (termasuk enam ATM di cabang luar negeri). Untuk gerai dalam negeri, BNI menambah 73 gerai menjadi 1.760 gerai.

Sementara itu, untuk pertumbuhan kredit pada 2015, Gatot memperkirakan pertumbuhan kredit relatif sama dengan tahun lalu yang mencapai lebih dari 10 persen. Namun, jika menggunakan skenario optimistis, pertumbuhan kredit dapat mencapai 14-16 persen.

"Ke depan kami ingin punya pertumbuhan finansial yang berkelanjutan. Kami lihat dulu kondisi makronya. Kalau pemerintah 5,7 persen (pertumbuhan ekonomi 2015), kami perkirakan 5-5,5 persen," ujar Gatot.

Pertumbuhan kredit dan DPK BNI sendiri menghasilkan pertumbuhan aset yang berkualitas sehingga total aset BNI 2014 menjadi Rp 416,6 triliun atau tumbuh 7,7 persen dari total aset tahun 2013 sebesar Rp 386,7 triliun. Kredit bermasalah (NPL) Gross turun dari 2,17 persen menjadi 1,96 persen. Secara fundamental, penyisihan pencadangan juga tetap terjaga dengan baik dengan tingkat coverage ratio naik dari 128,5 persen menjadi 130,1 persen.

Gatot menambahkan, ekspansi kredit yang terus dilakukan perseroan juga menunjukkkan fungsi intermediasi BNI berjalan dengan baik. Loan to deposit ratio (LDR) naik dari 85,30 persen menjadi 87,81 persen. Pertumbuhan kredit itu tetap didukung dengan fundamental yang kuat dimana tingkat kecukupan permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) tetap terjaga baik, naik dari 15,1 persen menjadi 16,22 persen.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement