REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pembangunan Terminal Arjosari Kota Malang, Jawa Timur, telah mangkrak selama tiga tahun. Untuk itu Kementerian Perhubungan akan mengucurkan dana sebesar Rp 33 miliar untuk melanjutkan pembangunan tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Malang Andi Priyanto di Malang, Sabtu, mengatakan dana yang dikucurkan dari Kemenhub tersebut akan dicairkan sekitar Februari, sedangkan pekan depan Dirjen Perhubungan datang ke Malang untuk mengecek kondisi dan perkembangan terakhir terminal tersebut.
"Dana bantuan Kemenhub sebesar Rp 33 miliar itu akan dipergunakan untuk membangun 'shelter' bus antarkota dalam provinsi (AKDP) dan bus antarkota antarprovinsi (AKAP) yang sempat tertunda dan mangkrak beberapa tahun terakhir ini, sedangkan untuk pembangunan 'shelter' angkutan kota (angkot) dananya dari APBD Pemkot Malang," katanya.
Handi mengatakan dana APBD Pemkot Malang tersebut diperkirakan mencapai Rp 5,5 miliar, namun kepastiannya masih menunggu pencairan dana pada perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD 2015.
Dishub akan mengupayakannya agar usulan anggaran untuk pembangunan "shelter" angkot dalam PAK nanti disetujui dewan, sehingga pembangunan Terminal Arjosari segera tuntas.
Renovasi Terminal Arjosari yang diproyeksikan menjadi terminal termegah dan termodern di Jatim itu, sudah dimulai sejak 2011 dengan dana dari pemerintah pusat Rp 101 miliar dan ditambah dana pendamping dari Pemkot Malang. Namun, proses pembangunanya terpaksa dihentikan karena anggaran dari pemerintah pusat tidak cair.
Selain itu, Kemenhub juga melakukan redesain guna memangkas anggaran, sehingga anggaran yang semula diplot Rp 101 miliar dipangkas menjadi Rp 60 miliar dan dicairkan secara bertahap, sehingga pembangunan terminal dilakukan bertahap.