REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institut Kemandirian (IK) Dompet Dhuafa bekerja sama dengan Yayasan Tazakka memberangkatkan 31 pemuda lulusan SMA atau sederajat untuk menjadi tenaga kerja Indonesia berketerampilan khusus. Mereka merupakan peserta program Diaspora Development.
Rektor IK Dompet Dhuafa, Zainal Abidin mengatakan, sebanyak 31 pemuda asal Balaraja, Tangerang, dan Serang tersebut akan bekerja sebagai tenaga kerja berketerampilan khusus sekaligus menjalani kuliah jarak jauh dengan sistem daring. Mereka nantinya tersebar di tiga kampus Indonesia.
“(Diaspora Development) Ini untuk terciptanya satu keluarga, satu sarjana, satu pengusaha. Lewat penyiapan tenaga kerja ahli yang kita berangkatkan ke luar negeri untuk bekerja di bidang teknologi,” kata Zainal dalam rilis yang diterima Republika, Ahad (1/2).
Para peserta yang mayoritas berasal dari keluarga kurang mampu ini akan menjalani program selama enam tahun. Rencananya, setiap dua tahun mereka akan berpindah ke tiga negara. Negara penempatan kerja program ini adalah Malaysia, Singapura, Taiwan, Korea Selatan, dan Selandia Baru.
Jika program telah selesai, peserta diharapkan bisa mengumpulkan modal hingga cukup untuk dipakai membuka lapangan kerja atau perusahaan saat kembali ke Indonesia. Dalam setahun, program Diaspora Development menargetkan 1.000 peserta.
Sebelum diberangkatkan, para peserta akan menjalani pelatihan dan pembekalan di kampus IK Dompet Dhuafa. Mayoritas materi yang disampaikan berupa soft skill, penguatan mental, dan karakter.