Kamis 05 Feb 2015 14:15 WIB

Puluhan Rumah di Selatan Sukabumi Terancam Pergerakan Tanah

Rep: Riga Iman/ Red: Yudha Manggala P Putra
Warga berjalan di jalan desa yang rusak akibat pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Desa Cimuncang, Kecamatan Malausna, Majalengka, Jawa Barat, Jumat (3/5)
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Warga berjalan di jalan desa yang rusak akibat pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Desa Cimuncang, Kecamatan Malausna, Majalengka, Jawa Barat, Jumat (3/5)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Bencana pergerakan tanah mengancam puluhan rumah warga di Kampung Cengkuk, Desa Margalaksana, Kecamatan Cikakak, Sukabumi, Jawa Barat. Kini, di kawasan tersebut telah terpasang rambu peringatan kawasan rawan pergerakan tanah.

"Sejak Senin (2/2) lalu mulai terjadi pergerakan tanah,’’ terang Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Usman Susilo kepada Republika, Kamis (5/2). Dari data BPBD menyebutkan ada sebanyak 42 unit rumah milik warga yang terancam pergerakan tanah.

Namun, puluhan kepala keluarga (KK) ini tidak mengungsi dan memilih tetap tinggal di rumahnya masing-masing. ‘’ Jika hujan deras mengguyur, maka otomatis warga di sana harus waspada,’’ ujar Usman.

Misalnya mencari lokasi yang aman dari ancaman pergerakan tanah. Di lokasi tersebut telah dipasang rambu peringatan yang menandakan daerah rawan pergerakan tanah.

Sebelumnya, bencana pergerakan tanah terjadi di Kampung Lingga Manik, Desa/Kecamatan Bantargadung pada awal Januari 2015. Dalam peristiwa itu sebanyak delapan rumah mengalami kerusakan dan 18 unit lainnya terancam. Kasus serupa juga terjadi di tiga desa Kecamatan Pabuaran yakni Desa Cibadak, Ciwalat, dan Sukajaya.

Di sisi lain, Pemkab Sukabumi telah mengalokasikan dana penanganan bencana sebesar Rp 10 miliar pada 2015. ‘’ Pemkab sudah siapkan dana penanganan bencana,’’ ujar Bupati Sukabumi Sukmawijaya.

Menurut Sukmawijaya, dana tersebut dapat ditambah jika tidak mencukupi untuk membantu penanganan bencana. Namun, berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya dana bencana tidak terserap sepenuhnya. Hal ini dikarenakan jumlah bencana alam yang tidak terlalu banyak.

Untuk mengatasi kawasan rawan gerakan tanah kata Sukmawijaya salah satunya dengan langkah relokasi permukiman warga. Upaya tersebut akan dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan ketersediaan lahan baru.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement