Kamis 05 Feb 2015 20:08 WIB

MIUMI: Liberalisme dan Sekularisme Kepung Umat Islam

Rep: c14/ Red: Agung Sasongko
Sekretaris Jend Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ustadz Bachtiar Nassir (tengah) memberikan informasi terkait perkembangan Gaza saat press conference
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sekretaris Jend Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ustadz Bachtiar Nassir (tengah) memberikan informasi terkait perkembangan Gaza saat press conference

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI), Ustaz Bachtiar Nasir, menyampaikan, musuh terbesar umat Islam pada zaman ini ialah liberalisme. Sebab, liberalisme mengepung lini ekonomi, politik, dan akidah umat Islam.

Dalam pandangan Ustad Bachtiar Nasir, liberalisme agama merupakan pukulan telak bagi umat Islam Indonesia.

“Yang kita hadapi pertama sebenarnya liberalisme. Ini yang paling berbahaya. Lantas ada liberalisme agama. Kalau kita dihajar dengan ini, runtuhlah semua,” terang Ustaz Bachtiar Nasir kepada ROL di Jakarta, Kamis (5/2).

Selain liberalisme, Ustaz Bachtiar Nasir juga melihat sekularisme sebagai musuh umat Islam dalam segi pemikiran. Sebab, paham itu kian menjauhkan sikap berbangsa dan bernegara secara Islami.

Menurut Ustad Bachtiar, Pancasila sebagai dasar negara memiliki sila-sila yang sejalan dengan Islam. Namun, sekularisme membuat semua sila itu menyimpang dari pandangan Islam dan cenderung membahayakan persatuan Indonesia.

Misalnya, sila pertama, ‘Ketuhanan yang maha esa.’ Menurut Ustad Bachtiar, kalangan sekular hanya ingin ungkapan ‘Ketuhanan” saja. Sehingga, apa pun Tuhan yang disembah, mesti diakui oleh negara sebagai agama resmi. Dalam pandangan Ustad Bachtiar, Indonesia bisa runtuh karenanya.

Demikian pula, lanjut Ustad Bachtiar, dengan sila kedua Pancasila. Ungkapan ‘Yang adil dan beradab’ ingin dihilangkan, sehingga tersisa ‘kemanusiaan’ saja. Bagi para pendukung sekularisme, ini menjadi peluang memperjuangkan hak asasi manusia (HAM) dalam tafsiran sekular.

“Akhirnya, muncul kelompok homoseksual itu, yang meminta agar dibenarkan adanya jenis kelamin ketiga di Indonesia. Meminta pula, RUU Kesetaraan Gender. Ini kacau semua pemikirannya,” terangnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement