REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mendorong peneyelenggaraan Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VI di Yogyakarta melahirkan panduan bagi masyarakat mengenai kerukunan beragama di tengah tantangan global saat ini.
"Saya harapkan di sini KUII bisa memberikan acuan atau panduan agar supaya kehidupan bersama bisa tetap terjagadan terpelihara di tengah tantangan global," kata Menteri Agama seusai pembukaan Kongres Umat Islam Indonesia (KUII) VI di Pagelaran Keraton Yogyakarta, Senin (9/2).
Lukman juga berharap agar KUII VI juga mampu mengokohkan jaminan perlindungan terhadap seluruh umat beragama. Sebab, meskipun Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbanyak, Indonesia adalah negara yang plural dengan beragam agam, suku, serta budaya.
"Sehingga setiap agama juga harus memiliki jaminan perlindungan baik dalam konteks mereka memeluk agama maupun ketika mereka menjalankan amalan agama," kata dia.
Menurut Lukman, rekomendasi final KUII VI di Yogyakarta sesungguhnya bukan hanya dinanti oleh umat Islam di Indonesia saja, melainkan juga umat Islam di seluruh dunia. "Saya juga tidak tahu apakah nanti konflik yang terjadi di Timur Tengah menjadi bagian dari rekomendasi atau tidak. Kita lihat saja nanti," kata Lukman.
Kongres Umat Islam Indonesia VI yang akan berlangsung 9-11 Februari di Hotel Inna Garuda Yogyakarta yang mengangkat tema "Penguatan Peran Politik, Ekonomi, dan Sosial Budaya Umat Islam untuk Indonesia yang Berkeadilan dan Berperadaban" diperkirakan dihadiri sekitar 775 orang yang terdiri dari 700 orang peserta utusan dan 75 pemantau.
Para peserta berasal dari MUI, perwakilan ormas Islam tingkat pusat, pondok pesantren, perguruan tinggi, lembaga-lembaga Islam domestik dan mancanegara, kalangan profesional dan tokoh perorangan.