Senin 09 Feb 2015 20:52 WIB

Putin takkan Indahkan Ancaman Terkait Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin.
Foto: AP
Presiden Rusia Vladimir Putin.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia mengatakan Presiden Vladimir Putin tidak akan menindahkan setiap ancaman terkait Ukraina setelah muncul laporan bahwa Jerman memberinya tenggat hingga Rabu untuk menyetujui rencana perdamaian atau menerima hukuman baru.

"Kami sudah mengatakan segala sesuatu tentang perundingan itu," kata juru bicara Putin, Dmitry Peskov, di radio Rusia, Senin (9/2). "Tidak ada yang pernah mengatakan atau dapat berbicara kepada presiden dengan nada ultimatum seperti yang diinginkan."

Pemimpin Ukraina, Jerman dan Prancis sedang mempersiapkan pertemuan puncak dengan Putin di ibukota Belarus, Minsk, Rabu. Pertemuan tersebut bertujuan untuk mengakhiri 10 bulan pertumpahan darah di Ukraina timur seiring Washington mempertimbangkan untuk mempersenjatai pasukan pemerintah guna melawan pemberontak.

Putin memperingatkan pada Ahad bahwa ia akan hadir dalam pertemuan puncak itu hanya jika para pemimpin berhasil menyepakati "sejumlah hal" pada Rabu. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut.

Putin menerima Merkel dan Hollande dalam suatu pembicaraan larut malam di Kremlin, Jumat - kunjungan pertama Kanselir Jerman ke Rusia sejak mulainya krisis Ukraina lebih dari setahun yang lalu.

"The Wall Street Journal" melaporkan pada Ahad bahwa Merkel telah memberi Putin waktu hingga Rabu untuk menyetujui rencana perdamaian Franco-Jerman untuk Ukraina, yang jika gagal berarti Moskow akan menghadapi sanksi lebih lanjut.

Merkel -yang secara terbuka mengatakan menentang keputusan memasok senjata ke Ukraina- juga mengatakan kepada Putin secara pribadi bahwa dia tidak akan menentang keputusan Washington mengirim senjata ke Ukraina, menurut Wall Street Journal, yang mengutip sumber pejabat Barat yang tidak disebutkan namanya.

Merkel dijadwalkan untuk memberikan penjelasan pada Presiden Amerika Serikat Barack Obama atas upayanya guna mendorong perdamaian di Ukraina pada pertemuan Senin di Gedung Putih.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement