Selasa 10 Feb 2015 18:53 WIB

Ahok: Rekayasa Cuaca Belum Perlu Dilakukan

Red: Bilal Ramadhan
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL. Awan mendung menaungi kota Jakarta, Rabu (16/3). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan hampir 43 persen cuaca sekarang dipengaruhi pemanasan global dan selebihnya faktor alam seperti La Nina dan El Nino
Foto: ANTARA/Rosa Panggabean
DAMPAK PEMANASAN GLOBAL. Awan mendung menaungi kota Jakarta, Rabu (16/3). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan hampir 43 persen cuaca sekarang dipengaruhi pemanasan global dan selebihnya faktor alam seperti La Nina dan El Nino

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan rekayasa cuaca saat ini masih belum perlu dilakukan karena Jakarta belum menetapkan status siaga darurat banjir.

"Rekayasa cuaca belum diperlukan sekarang. Kalau status siaga darurat banjir di Jakarta sudah ditetapkan, baru rekayasa itu kita lakukan," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (10/2).

Menurut pria yang lebih sering disapa Ahok itu, tanpa dilakukannya rekayasa cuaca, banjir yang merendam beberapa wilayah Jakarta pun kini lebih cepat surut dan teratasi. Hal tersebut, sambung dia, dapat dilihat dari banjir yang sempat melanda Istana Kepresidenan dan sejumlah jalan protokol pada Senin (9/2).

"Banjir itu pun terjadi karena sejumlah pompa di Waduk Pluit tidak dapat beroperasi karena pemadaman listrik. Kalau tidak ada pemadaman, maka kawasan pusat kota pasti tidak akan terjadi," ujar Ahok.

Meskipun demikian, dia tetap menghimbau kepada seluruh warga yang rumahnya sudah mulai terendam banjir agar segera mengungsikan diri ke posko-posko pengungsian. "Untuk warga yang rumahnya sudah mulai kebanjiran, saya minta supaya segera pindah ke tempat pengungsian, jangan memaksakan diri bertahan di rumah masing-masing. Kita tidak bisa antarkan logistik ke rumah," ungkap Basuki.

Sementara itu, berdasarkan pantauan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, tinggi muka air di dua pintu air berada pada posisi siaga satu, yaitu pintu air Karet dengan ketinggian 610 cm dan pintu air Angke Hulu setinggi 300 cm.

Sedangkan, empat pintu air saat ini berada pada posisi siaga tiga, yakni pintu air Manggarai 800 cm, pintu air Pesanggrahan 155 cm, pintu air Pulogadung 550 cm dan pintu air Pasar Ikan 178 cm. Untuk lima pintu air lainnya, antara lain Katulampa, Depok, Krukut Hulu, Cipinang Hulu dan Sunter Hulu saat ini berada pada kondisi siaga empat atau normal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement