REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) melaporkan ada garis hitam di permukaan matahari yang menyerupai 'retakan'. Melalui Solar Dynamics Observatory (SDO), teleskop milik NASA, garis keretakan tersebut diperkirakan sepanjang 533 ribu mil.
NASA menyatakan garis hitam itu menunjukkan area material lebih dingin yang melayang di permukaan matahari. Sedangkan area yang terlihat merah menyala merupakan daerah dengan materi lebih panas.
"SDO menangkap gambar filamen dalam berbagai panjang gelombang, yang masing-masing membantu menunjukkan temperatur berbeda dari material matahari," ujar seorang juru bicara NASA, seperti dinukil dari Metro.co.uk, Kamis (12/2).
Garis retakan itu dikenal sebagai 'filamen matahari'. Garis itu akan hilang setelah mengambang di atmosfer matahari dalam beberapa hari.
Terkadang, filamen meletus dan menghambur ke angkasa atau yang dikenal sebagai 'coronal mass ejection'. Namun terkadang material itu kembali jatuh ke permukaan matahari.