REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), Noor Aman mengatakan mundurnya kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2015 jangan dianggap sebagai sebuah penundaan.
"Kami bertugas untuk membina, mengembangkan dan mengawasi. Jadi jangan dianggap sebagai penundaan, semua telah dipikirkan secara matang," kata Noor, Rabu (18/2).
Sejak tahun lalu BOPI telah mengirim surat permintaan kepada induk cabang olahraga termasuk di dalamnya PT Liga Indonesia untuk segera mengirimkan data menyangkut organisasi, manajemen dan sebagainya.
Namun, surat tersebut belum direspon hingga akhirnya BOPI mengirimkan surat kembali pada 6 Januari 2015. BOPI pun berharap dapat mendapatkan data paling lambat 19 Januari 2015. Kemudian pada 23 Januari ISL baru menanggapi dengan mengirimkan data administratif dan legal dari klub-klub dengan jumlah yang terbatas.
BOPI pun terus berupaya hingga akhirnya data yang diperoleh mencapai 50 persen. Adapun kick-off ISL akan dilaksanakan pada 20 Februari, sementara kebutuhan data belum terpenuhi. Hingga BOPI menyatakan belum layak diberikan rekomendasi karena belum lengkap persyaratan yang diminta.
Akhirnya BOPI memutuskan untuk memberikan waktu dua pekan, dari 18 Februari hingga 4 Maret untuk memberikan kesempatan PT Liga Indonesia dan klub-klub ISL melengkapi persyaratan yang diperlukan.
Apabila dalam dua pekan belum juga terpenuhi, maka BOPI akan mengambil langkah selanjutnya. "Keputusan tergantung mereka, kalau tidak juga ya berarti you want to go on or not," ujar Noor.
Noor mengatakan kompetisi ISL juga tidak akan berlanjut jika klub yang berpartisipasi tidak mencapai 18 klub. "Harus 18 klub, karena AFC tidak mengizinkan di bawah 8 klub. Dan saya rasa juga kurang atmosfir kompetisinya jika klub yang ikut serta cuma sedikit," kata Noor.