REPUBLIKA.CO.ID, MONROVIA -- Liberia membuka kembali perbatasan seiring dengan menurunnya jumlah kasus Ebola, Jumat (20/2). Presiden Ellen Johnson Sirleaf mengumumkannya bersama keputusan pengangkatan jam malam nasional.
Dalam pernyataan dalam situsnya, seperti dikutip BBC, Sirleaf mengatakan protokol kesehatan akan diterapkan untuk mencegah virus menyebar melalui perbatasan ketika mereka membuka kembali perbatasan. Daerah perbatasan ditutup tahun lalu dan jam malam diterapkan sebagai bentuk kondisi darurat bencana.
Sekolah di Liberia juga telah dibuka kembali sejak pekan lalu seiring mengembalikan keadaan negara menjadi normal. Liberia adalah negara paling parah terkena wabah, namun kali ini telah pulih.
Dilaporkan hanya dua kasus dalam seminggu sejak 12 Februari lalu. Sementara Sierra Leone sebanyak 72 dan Guinea dengan 52 kasus. Pejabat berwenang memperkirakan penambahan kasus baru akan berhenti bulan depan.
Ketua respon Ebola WHO di Liberia, Bruce Aylward mengonfirmasi penurunan infeksi. Menurutnya, rata-rata kasus baru saat ini datar dengan 120 hingga 150 kasus baru per minggu di negara-negara Afrika.