REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sebanyak 2.443 jiwa atau 795 kepala keluarga (KK) pengungsi korban erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, segera dipulangkan ke kampung asal mereka masing-masing.
"Warga pengungsi yang dikembalikan itu, berasal dari Desa Sigarang-garang dan Desa Sukanalu, Kecamatan Namanteran," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, Subur Tambun dihubungi dari Medan, Ahad (22/2).
Para pengungsi tersebut, menurut dia, sudah hampir satu tahun lamanya tinggal di tujuh titik penampungan di daerah Berastagi dan Kabanjahe.
"Tujuh lokasi penampungan tersebut, yakni Berastagi, gedung Klasis GBKP Berastagi, gedung KWK Berastagi, GBKP JaLan Kutacane Kabanjahe, Kampus 2 dan Kampus 3 Universitas Karo Kabajahe dan Gedung Serbaguna Kabanjahe," ujarnya.
Subur menyebutkan, pengungsi yang dikembalikan itu, memang lokasi mereka di luar areal zona merah atau 5 km dari lokasi gunung Sinabung.
Selain itu, aktivitas Gunung Sinabung juga sudah turun menjadi Siaga III dan tidak lagi membahayakan bagi pengungsi. "Keputusan pemulangan pengungsi itu merupakan hasil rapat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo, dan Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) tanggap darurat Gunung Sinabung," katanya.
Dia menyebutkan, setelah pengungsi dipulangkan ke kampung asal dan rumah mereka masing-masing, maka bisa kembali lagi mengelola tanah perkebunan yang sudah cukup lama ditinggalkan.
Lahan perkebunan yang selama ini terbengkalai bisa ditata lagi secara baik, sehingga dapat membangun perekonomian mereka. "Para pengungsi tersebut dapat kembali menggerakkan perekonomian di bidang perkebunan dan pertanian," kata Subur.
Dia menjelaskan, pemulangan pengungsi tersebut sudah beberapa kali mengalami penundaan, dan diharapkan akan secepatnya dilaksanakan. "Pemkab Karo juga sudah mempersiapkan angkutan berupa bus maupun truk untuk membawa ribuan orang pengungsi erupsi gunung Sinabung dari lokasi penampungan," kata Kepala BPBD Karo.