REPUBLIKA.CO.ID, SERANG-- Para keturunan Kesultanan Banten, Kiai, Alim Ulama, dan para Jawara se-Banten menolakan peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung yang akan dilakukan Jokowi pada Senin (23/2) esok.
"Kalau KEK akan membuat kemakmuran masyarakat Banten dan tidak ada kemaksiatan, akan kita dukung," kata Abbas Waseh, Dzuriyat Kesultanan Banten, saat di temui di Masjid Agung Serang, Kota Serang, Ahad (20/2).
Abas Waseh tak sendirian, dirinya bersama para kiai, jawara, alim ulama, serta para santri meminta agar pembangunan KEK Tanjung Lesung dilakukan renegosiasi terlebih dahulu.
"Saya berharap pemerintah ada musyawarah dengan dewan ulama Banten. Agar ulama, masyarakat, dan kiai menjadi mitra pemerintah. Sehingga jangan sampai ada pihak ketiga menggoncang Banten agar lepas dari NKRI," kata KH. Yusuf Al Mubarok, juru bicara Dewan Ulama se-Banten.
Menurut Yusuf, hingga saat ini tidak ada sosialisasi yang massif baik dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten ataupun Pemerintah Pusat terkait pembangunan KEK Tanjung Lesung.
Ia tidak menutup kemungkinan dengan hadirnya KEK tersebut, dapat merusak moral dan akhlak masyarakat Banten yang terkenal dengan kesantriannya.
"Harus tahu peruntukannya seperti apa. Karena investor ini banyak dampak negatifnya. Jangan sampai nelayan kewalahan buat usahanya. Jangan sampai warga pribumi hanya menjadi kacung," terangnya.