Kamis 26 Feb 2015 16:00 WIB

Nilai Buruk di Adipura, Dinan Pertamanan Bandung Bebenah

Rep: c63/ Red: Bilal Ramadhan
Gedung Sate Bandung.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Gedung Sate Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung mengakui adanya persoalan sampah di beberapa taman Kota Bandung. Kepala Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung Arief mengatakan pihaknya akan kembali mengintensifkan penjagaan di beberapa taman terutama berkaitan dengan kebersihan di lokasi taman.

"Sebenarnya intensif kok pembersihan di taman-taman, tapi mungkin juga ada hal-hal yang terlewat, ini sebagai koreksi buat saya, saya akan coba intensifkan lagi temen-temen dilapangan," ujar Arief saat dihubungi di Bandung, Kamis (26/2).

Ia mengatakan kendala sampah terjadi di beberapa taman Kota Bandung yang lokasinya juga berdampingan dengan pusat keramaian salah satunya pedagang kaki lima (PKL). Seperti halnya di Taman Tegalega yang di sepanjang sisi jalannya terdapat PKL yang menyebabkan kondisi sekitar pun terdapat sampah.

Meskipun begitu, Arief mengungkapkan untuk di beberapa taman lainnya, persoalan sampah masih dapat dikendalikan. Karena pihaknya rutin melakukan pengangkutan sampah setiap hari selain menyediakan sarana tempat sampah di setiap taman.

"Kalau sampah di taman sih saya rasa aman terkendali, tapi memang ada taman seperti Tegalega kita terganggu dengan adanya sampah dari PKL, harusnya memang kita lebih awasi PKL," ungkapnya.

Hal ini juga menurut Arief menanggapi pernyataan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengenai keberadaan taman di Kota Bandung yang kerap menyebabkan sampah di Bandung. Dikatakannya, permasalahan sampah hanya ada di beberapa taman yang lokasinya dihinggapi para PKL seperti di taman Tegalega.

Sebelumnya, Deddy menyoroti Kota Bandung dengan peringkat terbawah dalam penilaian tahap pertama Adipura 2015 oleh Kementerian Lingkungan Hidup kategori kota metropolitan. Ia juga menyoroti keberadaan taman-taman tematik Kota Bandung yang belum berpengaruh pada penilaian Adipura.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement