REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Generasi Muda Khonghucu (Gemaku) Indonesia melayangkan surat kekecewaan kepada Presiden Jokowi atas ketidakhadirannya dalam perayaan Imlek Nasional 2566 yang diadakan Majelis Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) pada tanggal 23 Februari 2015.
"Sehubungan dengan ketidakhadiran Pak Jokowi dalam perayaan Imlek Nasional 2566 yang diadakan Majelis Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) pada tanggal 23 Februari 2015, kami kecewa karena seolah Pak Jokowi tidak mengakui keberadaan kami, sesosok wakilnya pun tidak hadir dalam acara itu," kata Ketua Umum Gemaku Kristan melalui keterangan tertulis, Kamis (26/2).
Dia mengatakan sebelumnya setiap tahun acara tersebut selalu dihadiri oleh Presiden Republik Indonesia, mulai dari era Presiden KH Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono beserta jajarannya.
"Karena tentunya acara sebesar ini tak serta merta ada, dan diselenggarakan dengan persiapan dan persetujuan sesuai dengan prosedur yang ada dan disetujui bersama. Jadi harusnya tak ada alasan kecuali benar-benar ada sesuatu hal yang mendesak, dan setidaknya ada wakil yang dikirimkan," kata Kristan.
Dia mengatakan kehadiran perwakilan pemerintah dalam acara tersebut akan memberikan dampak besar bagi masyarakat Khonghucu yang ingin menyaksikan kenegarawanan pemimpinnya.
Menurut Kristan kekecewaan Generasi Muda Khonghucu kian besar ketika Presiden Jokowi ternyata dijadwalkan justru akan menghadiri perayaan Cap Go Meh di Bogor awal Maret 2015.
"Hal itu menunjukkan Pak Jokowi seperti pilih kasih. Kami berharap ke depan kejadian seperti ini tak pernah terulang kembali," harap dia.