Selasa 03 Mar 2015 11:53 WIB

RK Traktir Mahasiswa Nonton Film '2014'

Rep: C12 /Rahmat/ Red: Rahmat Santosa Basarah
 Walikota Bandung Ridwan Kamil dan Ibu Atalia Praratya Kamil sesaat sebelum Nonton Bareng Film ‘2014’ di BIP, Bandung, Senin (2/3) malam. (Foto: Septianjar Muharam/Republika)
Walikota Bandung Ridwan Kamil dan Ibu Atalia Praratya Kamil sesaat sebelum Nonton Bareng Film ‘2014’ di BIP, Bandung, Senin (2/3) malam. (Foto: Septianjar Muharam/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Ridwan Kamil berencana mentraktir sejumlah kalangan mahasiswa untuk menonton film '2014'. Disampaikan Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil usai menonton film garapan MAHAKA Pictures ini di BIP, Bandung, Senin malam (2/3).

Namun, menurut Kang Emil, tentunya terbatas bagi mahasiswa di Kota Bandung yang memiliki prestasi menonjol. ''Film yang bagus. Menurut saya mahasiswa harus menonton film ini. Nanti coba diatur, saya akan traktir,'' tandas Kang Emil.

Ia menegaskan bahwa film berjudul '2014' merupakan sebuah film yang sangat menarik dan juga merupakan film provokasi positif. ''Karya ini saya suka. Film ini merupakan provokasi positif terhadap kedewasaan kita dalam berpolitik. Indonesia khan sedang mencari bentuk politiknya,'' tandas Kang Emil.

Kang Emil mengungkapkan  ada tiga hal penting dalam politik, yaitu pendidikan politik, pendidikan ideologi, dan perebutan kekuasaan. Namun di antara tiga itu, yang ketiga lebih dominan. Sehingga media pun hanya menyorot segala yang terkait tentang perebutan kekuasaan.

"Nah justru dengan ada seorang anak yang rela ikut berjuang, menunjukkan keberanian, itu menunjukkan masih panjang kedewasaan politik di Indonesia, Indonesia pun masih banyak masalahnya," tandas Kang Emil yang didampingi Ibu Ataliya Praratya Ridwan Kamil serta sutradara film '2014' Hanung Bramantyo.

Diakui Kang Emil bahwa film '2014' yang diproduseri oleh Erick Thohir, Celerina Judisari dan Hanung ini, juga menjadikan dirinya makin tersemangati. ''Realita-realita di Indonesia masih banyak masalah. Pas menonton tadi saya juga kesindir dalam satu dua urusan.. Jadi tersemangati juga,'' katanya.

''Bahwa kita ini pelayan. Artinya menguatkan tujuan misalkan niat saya menjadi wali kota adalah memberesi kota. Ini menyemangati saya untuk terus berinteraksi, terus ke lapangan, membereskan urusan-urusan dan lainnya,'' tambah Kang Emil.

Kang Emil mengaku bahwa jika tidak ada cita-cita yang perlu dibela, dia juga sebenarnya enggan terjun ke dunia politik.  ''Namun ada hal yang harus  kita perjuangkan dengan cara yang lebih masif. Setiap orang punya cara. Tapi terjun ke politik itu penting agar bisa mengubah suatu perubahan dengan skala yang lebih besar,'' katanya menegaskan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement