REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Penjualan elpiji ukuran tabung 12 kilogram di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengalami penurunan hingga 80 persen sebagai dampak kenaikan harga bahan bakar gas kelas tabung nonsubsidi ini sejak awal Maret 2015.
"Permintaan elpiji 12 kilogram selama empat hari terakhir mengalami penurunan cukup drastis, sekitar 80 persen (turun)," kata Manager PT Manunggal Jaya, salah satu agen gas elpiji di Kabupaten Tulungagung, Suyatno, Rabu (4/3).
Penurunan permintaan elpiji ukuran 12 kilogram tersebut, kata Suyatno, diikuti dengan meningkatnya permintaan elpiji ukuran tabung tiga kilogram.
Namun, karena jatah yang diberikan PT Pertamina pada setiap agen terbatas, penambahan kuota elpiji kelas tabung bersubsidi itu tidak bisa dipenuhi. "Kami normatif saja sesuai stok yang ada. Semoga nanti ada kebijakan penambahan dari Pertamina," ujarnya.
Suyatno menjelaskan, harga elpiji ukuran 12 kilogram sebelumnya dipatok sebesar Rp 128.500 per tabung. Namun, seiring kenaikan harga minyak dunia, harga elpiji kelas tabung nonsubsidi ini naik sebesar Rp 5.000 per-tabung, sehingga menjadi Rp 133.500 per-tabung di tingkat agen. Biasanya, lanjut Suyatno, pihaknya bisa menjual 400 tabung elpiji ukuran 12 kilogram.
Namun, pascakenaikan harga elpiji 12 kilogram, pihaknya hanya mampu menjual kurang dari 100 tabung tiap harinya. "Itu sudah paling maksimal sangat terasa penjualan menurun," ujarnya.
Untuk menghindari penumpukan, Suyatno kini mengurangi pengisian tabung elpiji ukuran 12 kg ke Pertamina. Sebelumnya dalam satu minggu pihaknya mengisi hingga 1.200 tabung, kini hanya mengisi 600 tabung tiap minggunya. Langkah itu sengaja diambil agar pihak agen tidak rugi karena penjualan elpiji 12 kilogram yang sulit.