Jumat 06 Mar 2015 14:26 WIB

Awal Lahirnya Gerakan Mukena Bersih

Rep: c83/ Red: Agung Sasongko
 Pembagian mukena gratis di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (18/6). (Republika/Tahta Aidilla)
Pembagian mukena gratis di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (18/6). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah menjadi rahasia umum kondisi fasilitas shalat seperti sarung atau mukena di tempat umum tidak semuanya dalam kondisi baik. Ada yang terlihat ala kadarnya.

Suatu hari, Gita Saraswati akan menjalani shalat Ashar di sebuah masjid di kawasan Jakarta Pusat. Selesai shalat dan berdoa, tiba-tiba ada kotoran berupa ingus yang menempel di mukena.

"Saya merasa ketampar banget, masih kebayang kayak apa warna dan bentuknya. Kita saja jijik, apalagi Allah yang didatangi dengan pakaian seperti itu," kata Ketua Gerakan Mukena Bersih (GMB), Jumat (5/3)

Usai kejadian itu, Gita tidak bisa tidur. Ia masih kepikiran dengan apa yang dialaminya itu. "Lama-lama capek juga kalau sendiri. Nggak bener kan jadinya. Lebih nggak bener lagi kalau nggak dibersihin," katanya.

Inilah awal berdirinya. Meski awalnya tersandung masalah dana. Pada akhirnya, GMB mampu melanjutkan dakwah mereka.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement