REPUBLIKA.CO.ID, TANAH DATAR -- Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengaku sangat mengagumi sosok Mahatma Gandhi sebagai tokoh yang rela mengorbankan dirinya untuk kepentingan umat manusia.
"Gandhi memutuskan menjadi aktivis politik agar dapat mengubah hukum yang diskriminatif dan membentuk gerakan nonkekerasan," katanya dalam peresmian Patung Mahatma Gandhi sekaligus mempererat Persahabatan Indonesia-India di Rumah Budaya Fadli Zon di kompleks Aie Angek Cottage, Tanah Datar, Sumatra Barat (Sumbar), Kamis (5/3).
Dia menjelaskan, Gandhi lahir di Gujarat pada 2 Oktober 1869 dan meninggal di New Delhi, India, 30 Januari 1948. Saat remaja, Gandhi pindah ke Inggris untuk belajar hukum. Setelah menjadi pengacara, dirinya pergi ke Afrika Selatan dan mengalami diskriminasi. Setelah itu, saat Gandhi kembali ke India, ia ikut perjuangan kemerdekaan India dari jajahan Inggris.
"Walau penganut Hindu, Gandhi juga menyukai pemikiran agama lain termasuk Islam," ujar wakil ketua umum Partai Gerindra tersebut.
Dia menjelaskan, Gandhi adalah orang yang percaya, manusia harus punya hak yang sama dan hidup secara damai. Prinsip Gandhi, yaitu swadesi (berdikari), ahimsa (nonkekerasan), hartal (mogok). Prinsip Gandhi lain, adalah satyagraha yang sering diterjemahkan 'jalan menuju kebenaran'.
Prinsip tersebut, menurut Fadli, telah menginspirasi berbagai generasi aktivis demokrasi dan anti-rasisme seperti Nelson Mandela dan Martin Luther King, Jr.
Karya patung tokoh Mahatma Gandhi, ujarnya, merupakan penghormatan terhadap sosok yang menjadi inspirasi. Ia berharap, para generasi masa kini bisa mengambil pelajaran dari perjuangan sosok Gandhi.