Ahad 08 Mar 2015 17:54 WIB

Soal Blok Mahakam, Pertamina Siap Kerjasama dengan Total

Rep: C85/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Lapangan Migas Blok Mahakam.
Foto: IST
Lapangan Migas Blok Mahakam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Nasib blok Mahakam belum juga diputuskan oleh pemerintah. Pemerintah menyatakan masih membahas beberapa opsi, termasuk nasionalisasi blok Mahakam. Pertamina sendiri telah menegaskan kesanggupannya untuk mengelola Blok Mahakam.

Meski demkian, di antara opsi pengelolaan Blok Mahakam yang mencuat, Pertamina membuka pintu untuk peluang kerjasama dengan operator saat ini, Total Indonesia. Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam menyatakan, Pertamina terbuka untuk melakukan kerjasama dengan semua pihak, termasuk Total yang berpengalaman mengelola blok penghasil gas terbesar di Indonesia ini.

"Pertamina terbuka untuk melakukan partnership dengan siapa saja, termasuk Total, dengan pendekatan business to business," jelas Syamsu kepada Republika, Ahad (8/3).

Syamsu mengatakan, Pertamina juga membuka kesempatan untuk melakukan kerjasama perusahaan daerah. "Namun, lebih detail nanti kita tunggu keputusan pemerintah," ujarnya.

Sementara itu, pengamat kebijakan publik Agus Pambagyo menilai, nasionalisasi blok migas oleh pemeritah merupakan kebijakan yang harus didorong. Namun, dia menilai pemerintah harus bijak dalam mengambil langkah karena nasionalisasi lapangan migas yang sebelumnya dikelola operator asing, berpotensi menimbulkan konflik.

"Saya setuju nasionalisasi. Tidak harus dipaksa karena ini terkait dengan hubungan bilateral," jelas Agus.

Namun, untuk kasus blok Mahakam, Agus menilai memang sudah saatnya lapangan migas ini dikelola Pertamina. Terlebih, katanya, Pertamina sudah menyatakan sanggup melakukannya.

"Lantas kalau sanggup persiapan nya apa. Kan masih ada 3 tahun. Tapi artinya siap dulu. Kalau tidak pendapatan negara turun. Intinya betul betul harus siap," ujarnya.

Agus melanjutkan, dalam tiga tahun menuju kontrak habis, Pertamina harus memastikan penguasaan teknologi mereka untuk mengolah blok Mahakam. Selain itu, Pertamina bersama dengan pemerintah harus memastikan bahwa infrastruktur untuk pengolahan gas sudah terbangun dengan baik.

"Nanti jangan seperti (blok) Tangguh. Nanti bingung pasarkan ke mana. Akhirnya diekspor," lanjutnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement