Selasa 27 May 2025 11:17 WIB

Pertamina Perluas Proyek Avtur Berbahan Minyak Jelantah di Kilang Dumai dan Balongan

Pertamina mengembangkan portofolio energi rendah karbon yang berkelanjutan.

Penandatanganan komitmen pengembangan Project USAF Pertamina yang digelar di di Grha Pertamina, Jakarta, Senin (26/5/2025).
Foto: pertamina
Penandatanganan komitmen pengembangan Project USAF Pertamina yang digelar di di Grha Pertamina, Jakarta, Senin (26/5/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pertamina berkomitmen untuk mengembangkan proyek Used Cooking Oil to Sustainable Aviation Fuel (USAF) atau Avtur berbahan minyak jelantah. Melalui sinergi anak usahanya yakni PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan PT Pertamina Patra Niaga, Pertamina mendukung agenda nasional transisi energi, sekaligus mewujudkan dual growth strategy yakni penguatan core business dan pengembangan new business.

Project USAF ini adalah bukti komitmen Pertamina tidak hanya dalam menjaga ketahanan energi nasional, tetapi juga mengembangkan portofolio energi rendah karbon yang berkelanjutan.

Untuk memperkuat komitmen tersebut, Pertamina bersiap melaksanakan ekspansi dan replikasi proyek USAF yang saat ini telah dikembangkan di Kilang Cilacap. Proyek ini akan juga dikembangkan di Kilang Dumai dan Kilang Balongan. Untuk menandai komitmen untuk replikasi tersebut, dilakukan penandatanganan komitmen pengembangan Project USAF Pertamina yang digelar di di Grha Pertamina, Jakarta, Senin (26/5/2025).

Energi Baru Terbarukan

Direktur Utama KPI, Taufik Aditiyawarman mengatakan, Project USAF merupakan inisiatif yang sangat relevan untuk menuju pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan. Project USAF diperkuat dengan lahirnya Peraturan Menteri ESDM nomor 4 Tahun 2025 dan selaras dengan roadmap dari Kemenko Marves yang akan mendorong implementasi Sustainable Aviation Fuel (SAF) lebih cepat dari rencana awal, yaitu dari tahun 2027 menjadi 2026.

Melalui project ini, KPI akan mengolah minyak jelantah menjadi avtur. Kemudian Patra Niaga akan membuka peluang bisnisnya agar USAF dapat digunakan secara luas dan komersil.

“Sebagai bagian dari Pertamina Group, KPI memiliki mandat besar dalam mendukung agenda tersebut. Project USAF ini adalah bukti nyata bahwa kami berkomitmen untuk tidak hanya menjaga ketahanan energi nasional, tetapi juga mengembangkan portofolio energi rendah karbon yang berkelanjutan,” ujar Taufik.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.

(QS. Ali 'Imran ayat 159)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement