REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- PLN area Kupang, Nusa Tenggara Timur, masih mencadangkan dua mega watt daya mampu pembangkit listrik guna memenuhi kebutuhan konsumen sekalipun pertumbuhan dan perkembangan infrastruktur perdagangan seperti rumah toko, hypermart, hotel cukup pesat.
"Dua mega watt daya mampu listrik itu diperoleh dari total pembangkit yang kami miliki di area Kota dan Kabupaten Kupang yakni 65 mega Watt (MW) dengan riil yang ada saat ini 52 MW (karena satu unit PLTU di Kupang sedang 'off')," kata Manajer PT PLN (Persero) Area Kupang Maria Gunawan di Kupang, Minggu (8/3).
Ia mengatakan hal itu terkait dengan pertumbuhan hotel, ruko, hypermart, mal dan infrastruktur sosial seperti rumah sakit umum di Kota Kupang yang cukup pesat dan membutuhkan daya listrik yang tidak sedikit guna memenuhi kebutuhan mereka serta bagaimanapun PLN mengantisipasi kondisi ini.
"Dari total 52 MW yang aktif saat ini untuk konsumen di Kota dan Kabupaten Kupang itu, setelah diukur ternyata beban tertinggi hanya 50 MW untuk malam hari dan untuk siang hari beban puncak sekitar 45 MW," katanya.
Artinya pertumbuhan rumah toko (ruko), hotel dan hypermard atau gerai lainnya dalam setahun terakhir ini di Kota Kupang masih bisa ditalangi kebutuhan listriknya yang cukup tersedia, sehingga tidak perlu diresahkan.
"Daya mampu pembangkit juga tergantung pada kondisi pembangkit lainnya yang dimiliki PLN setempat sebagai penopang. Artinya tidak ada gangguan dan semua masuk sistem dengan aman, kecuali ada hal di luar kemampuan dan antisipasi pihak PLN seperti bencana dan lainnya," katanya.
Jika terjadi demikian (bencana atau kerusakan mesim pembangkit) maka pilihan yang dilakukan adalah pemadaman tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu atau pemadaman bergilir seperti yang dilakukan beberapa hari lalu," katanya.
Hal itu (padam bergilir) terjadi satu unit mesin PLTU mengalami kerusakan sehingga harus dilakukan pemadaman bergilir untuk pemeliharaan mesin itu.
Ia mengatakan pihaknya dengan terpaksa menerapkan sistem pemadaman bergilir tersebut, karena jaringan distribusi yang memasok arus listrik ke pelanggan mengalami gangguan pada mesin pembangkit.
Tidak ada pilihan bagi kami untuk melakukan sistem pemadaman bergilir kepada para pelanggan jika terjadi gangguan pada mesin pembangkit. Ini adalah satu-satunya solusi yang dapat kami lakukan bagi para pelanggan PLN," katanya.