REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE -- Sebanyak 14 orang tewas dan hampir 80 orang terluka dalam serangan bom di luar gereja di kota Lahore, Pakistan saat kebaktian berlangsung, Ahad (15/3) waktu setempat.
Peristiwa itu diungkap Direktur Kesehatan Umum Provinsi, Zahid Pervaiz. "Operasi penyelamatan masih berlangsung dan jumlah korban tewas mungkin meningkat," ungkapnya seperti dilansir Reuters, Ahad (15/3).
Kelompok Taliban Pakistan sementara ini dituding sebagai pihak yang harus bertanggung jawab. Polisi setempat mengatakan, kelompok tersebut tampaknya menargetkan dua gereja. Satu gereja Katolik dan satu Protestan yang letaknya saling berdekatan.
Menurut salah satu saksi mata, Amir Masih, usai ledakan terjadi, penjaga keamanan segera melakukan tindakan cepat untuk mencegah lebih banyak kematian. Saat itu, kata dia, dirinya tengah duduk di sebuah toko dekat gereja ketika ledakan menguncang daerah itu dan bergegas menuju lokasi.
Di lokasi tersebut, ia melanjutkan bila ada perkelahian antara satpam dengan seorang pria yang mencoba masuk ke gereja.
"Setelah gagal, ia meledakkan dirinya. Saya melihat bagian tubuhnya melayang di udara," ujarnya. Satpam tersebut juga dipastikan tewas. Namun ia mengaku tidak jelas apakah ledakan pertama juga merupakan bom bunuh diri.