Senin 16 Mar 2015 06:24 WIB

Ekonomi Sulit, Sejuta Warga Brasil Minta Presiden Tanggung Jawab

Rep: Gita Amanda/ Red: Dwi Murdaningsih
Dilma Rousseff
Foto: Reuters/Ueslei Marcelino
Dilma Rousseff

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA -- Lebih dari satu juta warga Brasil menggelar aksi protes pada Ahad (15/3) lalu. Mereka meminta pertanggungjawaban Presiden Dilma Rousseff atas melemahnya perekonomian, kenaikan harga dan dugaan korupsi di negara tersebut.

Kantor berita Reuters melaporkan pada Ahad, pawai yang berlangsung di seluruh negeri datang dalam upaya memprotes kelesuan ekonomi dan politik di Brasil,. Stagnansi ekonomi dan skandal korupsi bernilai miliaran dolar di perusahaan energi milik negara Petroleo Brasileiro SA atau Petrobas, memicu kemarahan warga.

Dalam pernyataanya pada Sabtu (14/3), Rousseff mengatakan ia mendukung hak-hak para demonstran. Ia mengatakan berharap demonstrasi digelar bertepatan dengan ulang tahun ke tiga puluh berakhirnya kediktatoran militer. Ini menurutnya akan menggambarkan kematangan demokrasi Brasil.

Aksi demo Ahad lalu serupa dengan yang terjadi dua tahun lalu, saat jutaan warga Brasil memprotes pengeluaran miliaran dolar untuk menjadi tuan rumah dalam perhelatan Piala Dunia 2014. Namun demo Ahad masih relatif lebih tenang dan meriah.

"Orang-orang merasa dikhianati," kata salah seorang warga Diogo Ortiz yang menyebut skandal Petrobas sebagai aib nasional dan internasional.

Sebelumnya ribuan warga Rio de Janeiro turun ke kota Copacabana. Sebagian besar dari mereka berpakaian biru, hijau, kuning yang melambangkan bendera Brasil. Massa saat itu menyanyikan lagu kebangsaan dan menyerukan presiden Rousseff untuk berhenti dari jabatannya. Banyak dari pengunjuk rasa berasal dari kelas kaya di negara itu, yang menentang Partai Buruh berkuasa.n Gita Amanda

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement