REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti politik dari Political Communication (Polcomm) Institute, Heri Budianto menilai, langkah mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Hatta Rajasa membikin ormas menyimpan ambisi politik. Dikatakan olehnya, kegagalan memimpin PAN kembali, menjadi satu-satunya motiviasi di balik berdirinya ormas Harapan Rakyat (HR) Indonesia.
"Saya melihat ini (pembentukan HR Indonesia) ada beberapa kecenderungan yang dilakukan Pak Hatta," kata Heri, saat dihubungi, Senin (16/3).
Pertama, menurut Heri, berdirinya HR Indonesia itu, sikap kecewa mantan menteri perekonomian tersebut terhadap partai bikinannya sendiri. Kedua, Hatta masih ingin memupuk diri dalam dinamika politik dan berorganisasi.
Adanya HR Indonesia, dikatakan Heri, tak lain adalah aktualisasi penanaman ide dan pikiran politik dari sang empunya ormas. Sebab, Hatta pascakegagalan menjadi wakil presiden dalam pemilihan presiden 2014, masih menghendaki untuk dicalonkan kembali.
Heri memprediksi, HR Indonesia ini tak ubahnya seperti ormas bikinan tokoh-tokoh partai politik (parpol) yang kalah dalam perebutan kursi pimpinan, namun masih punya modal sokongan politik dari kader-kader yang loyal dan banyak. Dengan modal tersebut, Heri memprediksi, HR Indonesia inipun bakal persis serupa dengan yang pernah dilakukan oleh pendiri Nasdem, Surya Paloh. "Ini (HR Indonesia) bisa saja menjadi parpol," ujar dia.