REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koalisi Merah Putih (KMP) tengah mengalami cobaan saat dua partai pendukungnya, Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengalami konflik internal. Sebab dalam konflik internal tersebut, membuat dua partai rentan menyeberang ke Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
Kalau dua partai besar itu menyeberang ke KIH maka kekuatan KMP sebaga mitra kritis pemerintahan akan berkurang. Namun, Sekretaris Harian KMP, Fahri Hamzah mengatakan hingga saat ini partai pendukung KMP masih solid. Tak ada perubahan yang terjadi dalam KMP. Yaitu, Golkar (kubu Ical), Gerindra, PKS, PAN, PPP versi Djan Faridz dan Demokrat.
"Ada komunikasi antara Ical dan SBY, bahwa SBY ingin serius berada dalam kepemimpinan KMP," kata Fahri di kompleks parlemen, Kamis (19/3).
Saat ini KMP sedang mengalami kabar tak sedap karena beberapa partai dikabarkan mendukung pemerintahan Jokowi. Posisi KMP bukan lagi menjadi koalisi partai yang murni beroposisi tapi pendukung kritis Jokowi. Namun, politisi PKS itu menegaskan KMP masih berjalan dengan 6 partai di dalam legislatif.
Menurut Fahri, posisi Demokrat sejak awal memang berada dalam KMP. Secara de facto, hal itu bisa dibuktikan dengan masih bersamanya partai pimpinan SBY tersebut dalam setiap paket pemilihan Alat Kelengkapan Dewan (AKD) di DPR RI.
"Secara de facto, selama pemilihan paket fraksi, pimpinan DPR, MPR, dan AKD, Demokrat selalu bersama dengan KMP," imbuh dia.
Sebelumnya, partai Demokrat sering mengungkapkan bahwa posisi mereka adalah partai penyeimbang dalam dua poros koalisi yang ada di DPR.