Jumat 20 Mar 2015 07:00 WIB

Gadis ini Lakukan Apa Saja Demi Bisa Kuliah

Vio, mahasiswi jurusan sejarah UNJ.
Foto: BWA
Vio, mahasiswi jurusan sejarah UNJ.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- “Kamu bisa lulus dari SMA saja harus bersyukur, jangan berpikiran mau melanjutkan pendidikan lagi Nak, bapak dan ibu sudah tidak memiliki biaya,” begitulah kata ayahanda Karmo, ketika selepas SMA Vio (20 tahun) menyatakan ingin kuliah.

Kondisi keluarganya yang seadanya disadari betul oleh Vio. Namun, tekad untuk terus melanjutkan pendidikan tidak bisa dibendung lagi. Gadis asal karawang ini menyadari kondisi keuangan ayahanda yang bekerja sebagai buruh tani tersebut akan sulit membiayainya hingga ke perguruan tinggi. Ketika SMA pun, biaya sekolah banyak dibantu oleh kakek nenek. Namun, untuk biaya kuliah, kakek nenek menyerah. 

Namun keadaan ini tak membuat Vio menyerah. Dia tetap nekat mengikuti ujian masuk perguruan tinggi (SNMPTN). Keadaanpun sempat berbalik. Orang tuanya bahkan memberikan motivasi yang luar biasa untuk terus melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Dia diterima di kampus Universitas Negeri Jakarta, jurusan Sejarah.

“Wajah bingung terlihat dikedua wajah orang yang sangat aku sayangi, aku masih tidak percaya akan jalan Allah ini. Dengan penuh semangat orang tuaku memberikan motivasi yang luar biasa kepadaku, bahkan aku tahu mereka sedang tidak memegang uang, dengan hati yang kukuh bapakku bertekat akan terus berjuang agar aku dapat melanjutkan pendidikanku,” kenang Vio.

Diantar ayahanda, warga Dusun Semplek Desa Sampalan RT 23 RW. 05 Kecamatan Kutawaluya Kabupaten Karawang, Vio memberanikan diri menuju Jakarta. Padahal, dia sama skali tidak mengenal wajah ibu kota. Beberapa tahap seleksi telah dilalui. Mulai dari verifikasi nilai raport, lapor ke BAAK, pemeriksaan kesehatan, wawancara fakultas maupun jurusan. Dia diterima di sebuah universitas. Namun ada yang mengganjal, anak keempat dari lima bersauadara belum membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT).

“Sehari sebelum pembayaran terakhir, orang tuaku belum mendapatkan uang, namun tidak kusangka bapakku mendapatkan pinjaman sehingga aku dapat membayar uang UKT tersebut,” ujar Vio.

Utang orang tua untuk membayar uang masuk kuliah dan UKT lalu sampai sekarang belum lunas, sehingga Vio tidak tega meminta uang untuk membayar UKT semester tiga. Ia pun berjualan kaos kaki, kerudung, risol, makanan ringan, alat-alat tulis tetapi penghasilannya habis untuk biaya fotokopi dan keperluan kuliah.

Untuk mengurangi beban keluarga Vio, melalui program Indonesia Belajar (IB), Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) menggalang donasi dari kaum Muslim. Sehingga Vio bisa meneruskan kuliah untuk menggapai cita cita menjadi guru sejarah. Dan tentu saja kucuran pahala berlimpah dari Allah SWT untuk kita semua karena telah membantu sesama.

Tekad Vio Luar Biasa, Ayo Bantu Vio! Ingin Jadi Guru Sejarah, Vio Nekat Kuliah 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement