Jumat 20 Mar 2015 13:43 WIB

Indonesia Butuh 40 Ribu MW Listrik Pada 2020

Red: Ilham
Dari kiri ke kanan:Presiden Alstom Polandia;Senior VP Alstom Eropa; Dirjen Amerop, Dian Triansyah Djani, Shuichi Yoshida Presiden Mitsui Jerman, Dubes RI di Jerman Fauzi Bowo;dan Dubes RI untuk Polandia, Peter Gontha
Dari kiri ke kanan:Presiden Alstom Polandia;Senior VP Alstom Eropa; Dirjen Amerop, Dian Triansyah Djani, Shuichi Yoshida Presiden Mitsui Jerman, Dubes RI di Jerman Fauzi Bowo;dan Dubes RI untuk Polandia, Peter Gontha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebutuhan energi dan Pembangkit Tenaga Listrik tambahan di Indonesia menjadi salah satu perhatian Direktur Jendral Kementerian Luar Negeri yang membawahi Amerika dan Eropa, Dian Triansyah Djani. 

Dalam lawatannya ke Republik Federasi Jerman dan Kerajaan Belanda, Dian menyempatkan bertemu dengan Pimpinan Alstom Eropa di Berlin, Republik Federasi Jerman. 

"Alstom adalah sebuah perusahaan Multinational Perancis yang merupakan salah satu kontraktor terbesar di dunia dalam bidang transportasi dan pengembangan pembangkit tenaga Listrik," kata Dian melalui rilisnya, Kamis (19/3).

Seperti diketahui, PLN telah memetakan lokasi pembanguan pembangkit tenaga listrik di Indonesia. Pemerintah kabinet kerja Presiden Joko Widodo dalam 5 tahun kedepan merencanakan pembangunan pembangkit tenaga listrik sebesar 35.000 MW diseluruh wilayah Indonesia sebagai antisipasi terhadap pertumbuhan konsumsi Listrik sebesar 7-8 persen per tahun. 

PLN sendiri hanya mampu mengerjakan pembangunan 38 persen dari kebutuhan yang ditentukan. Sedangkan sisanya akan dikerjakan oleh produsen pembangkit tenaga listrik independen (Independent Power Producer yang dikenal dengan singkatan IPP).

Sebagai salah satu perusahaan Multi National yang cukup disegani dalam industri pembangkit tenaga Listrik, Alstom dalam waktu dekat akan melakukan peleburan dengan General Eletric (GE) dari Amerika Serikat. Sebab, GE juga sangat tertarik untuk ikut berpartisipasi dalam pengadaan pembangkit tenaga listrik di Indonesia.

Sebagai perusahaan multinational Perancis, anak perusahaan GE, Alstom tak dapat menghindari proses globalisasi yang tak berbatas wilayah. Karena itu, Alstom merakit mesin turbinenya di Polandia. Sementara, boiler manufaktur dialakukan antara lain di Surabaya. 

Pembiayaan pengerjaan dilakukan melalui beberapa perusahaan Sogo Shosha dari Jepang dan melakukan pembangunan pembangkit tenaga listrik di seluruh dunia. Saat ini, Alstom sedang mengerjakan projek pembangkit tenaga Listrik 2x4000 MW di Mesir.

Dirjen Amerop menegaskan, selain mengutamakan perlindungan kepada Warga Negaranya diluar negeri, Indonesia juga akan terus meningkatkan konsentrasinya pada diplomasi komersial, maritime dan parawisata. Untuk itu, Kepala Perwakilan Indonesia dan jajarannya di Negara Akreditasi diharapkan terus meningkatkan aktivitasnya dalam bidang ini sesuai kebijakan yang telah ditentukan oleh Pusat. "Dilakukan secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama," katanya. 

Pertemuan antara Dirjend Amerop dengan Alstom di Berlin dihadiri antara lain oleh Presiden Alstom Polandia, Leslaw Kuzaj; Senior Vice President Alstom Eropa, Andreas Lusch dari Perancis; Shuichi Yoshida, Presiden Mitsui & Co,  Deutschland GMBH, Jerman. Mereka didampingi oleh Duta Besar RI, Fauzi Bowo untuk Republik Federasi Jerman dan Duta Besar Indonesia di Polandia Peter F. Gontha.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement