REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Jumlah tenaga guru pada seluruh tingkatan pendidikan di Provinsi Sulawesi Barat masih kurang sehingga mempengaruhi perbaikan mutu dan kualitas anak didik yang ada di daerah ini.
"Jumlah tenaga guru dari semua tingkatan mulai tenaga pengajar SD, SMP dan SMU sangat minim. Ini tersebar di enam kabupaten yang ada di Sulbar," kata Kepala Dinas Pendidikan (Diknas) Sulbar, DR. Mulyadi Bintaha ketika diwawancarai di Mamuju, Sabtu (21/3).
Mulyadi tidak memiliki data pasti perihal kekurangan jumlah tenaga pengajar yang ada di Sulbar namun diperkirakan masih dibutuhkan sekitar 500 tenaga guru.
Karena itu, kata dia, pemerintah menyiapkan kuota penerimaan CPNS agar kekurangan tenaga guru di daerah ini bisa terpenuhi.
Dia mengatakan hal ini penting untuk bisa diperhatikan agar kekurangan tenaga guru bisa tertangani dengan baik. "Kualitas anak didik tidak akan bisa tertangani dengan maksimal apabila daerah tidak menyiapkan tenaga pendidik yang handal. Karena itu, kita upayakan agar pemerintah menyiapkan kuota penerimaan CPNS," katanya
Mulyadi menambahkan, ditengah kekurangan tenaga pengajar rupanya tidak berdampak pada upaya peningkatan Indeks Manusia Pembangunan (IPM) yang saat ini mengalami perbaikan.
Anggota DPRD Sulawesi Barat, Tomi menganggap kurangnya jumlah tenaga pengajar di Sulbar menjadi keprihatinan karena hal itu memberi dampak negatif pada kualitas pendidikan di daerah ini. Dibandingkan daerah lain di Indonesia, utamanya Jawa, kualitas pendidikan di Sulbar dinilai masih sangat rendah sehingga persoalan ini mesti menjadi perhatian penting dari pemerintah.
"Kami harapkan agar Diknas Sulbar dapat melakukan terobosan melalui program peningkatan mutu tenaga pendidik sehingga membawa peningkatan pendidikan di Sulbar untuk meningkatkan SDM," katanya.